Perkembangan vaksin COVID-19 di Indonesia memasuki babak baru. Ada vaksin merah putih yang didukung Universitas Airlangga, sementara satu vaksin lainnya adalah vaksin nusantara.
Berikut update vaksin COVID di Indonesia
Vaksin Merah Putih
Vaksin Merah Putih buatan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya kini memasuki babak baru. Vaksin COVID ini memasuki uji preklinik pada hewan besar, seperti D614G, B117, E484K dan B1525.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakai Tiga Metode
Koordinator Produk Riset COVID-19 Unair, Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengatakan, sejak awal penelitian vaksin sudah menggunakan tiga metode, yakni inactivated virus alias membuat vaksin dari virus utuh yang dimatikan, dan dua next generation.
"Yang next generation adalah peptide berbasis peptida dan kedua adalah viral vector," kata Nyoman kepada wartawan di Gedung Rektorat Unair, Senin (19/4/2021).
Dalam dua next generation, disebutkan sampai hari ini masih dilakukan penelitian. Sementara metode inactivated virus berjalan lebih cepat.
Dijelaskan Nyoman bahwa ketiga platform memiliki cara pembuatan yang berbeda. Namun memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh antigen virus. Antigen virus ini nantinya menjadi vaksin COVID, kemudian disuntikkan ke tubuh manusia.
Uji Hewan Besar Tahap Dua
Uji preklinik pada hewan besar dilakukan sejak 9 April 2021 lalu, dan direncanakan pekan depan dilakukan suntikan virus tahap kedua.
Sebelum masuk uji klinis hingga proses produksi massal, tim peneliti akan mengamati vaksin secara mendalam. Agar nantinya vaksin COVID-19 ini tidak menimbulkan efek yang berbahaya. Seperti kasus penggumpalan darah.
Tahap selanjutnya akan dilakukan uji klinis pada manusia, dan kemudian diproduksi massal untuk memenuhi kebutuhan vaksin COVID-19.
Vaksin Nusantara
Vaksin Nusantara yang dipelopori mantan Menkes Terawan menimbulkan kontroversi. Sejumlah catatan pada uji vaksin fase I disebut tidak sesuai kaidah klinis, termasuk dalam proses pembuatannya.
Lalu apakah vaksin nusantara dihentikan? Ini faktanya.
BPOM-Menkes Setujui MoU Soal Vaksin Nusantara
Diketahui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyetujui kesepahaman Memorandum of Understanding (MoU) bersama Kementerian Kesehatan dan TNI AD terkait pengambilan sampel darah dari sejumlah relawan di RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian akan berpedoman sesuai dengan ketentuan undang-undang dan juga bersifat autologus yang hanya dipergunakan untuk diri pasien sendiri.
Dispen AD menerangkan penelitian tidak dapat dikomersialkan dan tidak perlu persetujuan izin edar. Dispen AD menyebut penelitian bukan kelanjutan dari uji klinis adaptif fase 1 vaksin yang berasal dari sel dendritik autolog yang sebelumnya diinkubasi dengan spike protein severe acute respiratory syndrome COVID-19 pada subjek yang tidak terinfeksi COVID-19 dan tidak terdapat antibodi COVID-19 atau yang disebut program Vaksin Nusantara.
Dilanjutkannya uji vaksin dendritik di RSPAD ditegaskan bukan bagian dari program TNI dan tidak terkait uji klinis Fase II vaksin nusantara.
Kontroversi Vaksin Nusantara
Vaksin Nusantara sebelumnya menjadi kontroversi karena melanjutkan uji klinis tanpa restu BPOM. Sejumlah tokoh dan anggota DPR menjalani pengambilan sampel darah di RSPAD. Mereka di antaranya adalah Aburizal Bakrie, Gatot Nurmantyo, dan Siti Fadillah Supari. Ada pula Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad serta sederet anggota Komisi IX DPR yang membidangi kesehatan.
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, menjelaskan para anggota DPR menjalani pengambilan sampel darah yang kemudian akan diolah dengan sistem dendritic cell. Pengambilan sampel yang dilakukan oleh sejumlah anggota DPR serta tokoh lain ini untuk melanjutkan vaksin Nusantara ke fase II. Dia yakin proses ini akan berhasil.
"Saya sangat mendukung, apalagi saya sudah pernah mendapatkan perbaikan sistem sel yang kurang-lebih cara kerjanya sama di RSPAD," lanjutnya.
Di sisi lain, asal muasal Vaksin Nusantara ini juga jadi pembahasan. Satgas Penanganan COVID-19 pun angkat bicara.
"Vaksin Nusantara adalah jenis vaksin yang dikembangkan di Amerika dan diujicobakan di Indonesia," kata Juru Bicara Satgas Penanganang COVID-19, Wiku Adisasmito, dalam jumpa pers melalui Youtube, Kamis (15/4/2021).
Simak Video: Kapan Vaksin Merah Putih Bisa Diproduksi Secara Massal?