"Keadaan sehat walafiat, masih tetap lincah, masih tetap bugar hewan-hewan yang kita suntikan dengan virus kita," kata Nasih di Gedung Rektorat, Selasa (20/4/2021).
Nasih mengatakan baru satu pekan ini dilakukan uji preklinik. Jadi, belum ada evaluasi secara spesifik. Sebab, harus menunggu dua pekan lagi untuk disuntik kembali.
"Kita akan menunggu beberapa hari lagi 14 hari kemudian kita lihat lagi, perlu tahapan dan perlu yang seksama," ujarnya.
Dia mengaku Unair tidak ingin tergesa-gesa dalam proses vaksin merah putih yang telah memasuki uji preklinik pada hewan besar, meliputi D614G, B117, E484K dan B1525. Sebab, semua proses dibutuhkan kesabaran dan ketelitian.
"Kita tidak ingin sehari kita ambil, sehari lagi kita ambil, nanti jadinya pasti nggak bagus, kita perlu sabar dalam menguji preklinik. Itu perkembangan vaksin merah putih Unair Biotis," jelasnya.
Saat ditanya target penyelesaiannya, lanjut Nasih, biasanya dari jadwal yang sudah diedarkan uji preklinik berjalan 3 bulan paling cepat, yakni April, Mei dan Juni. Kemudian uji klinis pada hitungannya 8 bulan.
"Mudah-mudahan semuanya kelar, ditambah dengan 8 bulan mulai dari Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember, Januari, jadi 11 bulan lagi atau 10 bulan lagi ke depan mudah-mudahan selesai," tandasnya.
Sebelumnya, Vaksin Merah Putih menggunakan inactivated virus. Metode ini digunakan karena hasilnya lebih cepat dibandingkan metode lainnya. Sejak awal penelitian vaksin COVID-19 sudah menggunakan tiga metode.
Ketiga platform tersebut memiliki cara pembuatan yang berbeda. Namun memiliki tujuan yang sama, yaitu memperoleh antigen virus. Antigen virus ini nantinya menjadi vaksin Corona, kemudian disuntikkan ke tubuh manusia.
Lihat Video: Kapan Vaksin Merah Putih Bisa Diproduksi Secara Massal?
(fat/fat)