Flyover tapal kuda Lenteng Agung (LA) sudah beroperasi. Namun kemacetan lalu lintas dari Depok arah Pasar Minggu menjelang flyover tapal kuda LA masih rutin terjadi. Ternyata usulan pembangunan flyover ini ada sejak enam tahun silam.
Indikator Google Maps di menu 'Typical Traffic' untuk hari Senin, terpantau pada Senin (19/4/2021), menunjukkan kemacetan terjadi setiap pagi menjelang flyover tapal kuda Lenteng Agung.
Pukul 06.00 WIB, kemacetan Jl Lenteng Agung Raya (Depok arah Pasar Minggu) menjelang flyover tapal kuda terpantau sepanjang 350 meter. Indikatornya adalah warna merah, menandakan kendaraan berjalan lambat. Selepas flyover, indikator warna lalu lintas adalah hijau, menandakan kendaraan melaju dengan lancar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pukul 7.05 WIB, kemacetan mengular sampai 1 kilometer. Indikator warna menunjukkan merah sejak selepas Universitas Pancasila dan berubah menjadi merah tua pada 350 meter sebelum flyover tapal kuda LA.
![]() |
Memang, terjadi penyempitan (bottleneck) di samping tapal kuda ini. Kendaraan mengantre masuk ke jalanan yang menyempit ini. Macetlah jadinya.
Namun lalu lintas di flyover tapal kuda LA sendiri, warnanya menunjukkan oranye, artinya tidak macet sama sekali. Kendaraan bisa melaju lancar.
![]() |
Selanjutnya, serba-serbi awal mula, anggaran, dan tujuan:
Simak video 'Sedikit Kendaraan yang Naik, Flyover Tapal Kuda LA Malah Bikin Macet':
Serba-serbi
- Diusulkan 2015
Kepala Dinas Bina Marga Hari Nugroho menjelaskan usul mengenai pembangunan flyover tapal kuda di Jl Lenteng Agung Raya sudah ada sejak era sebelum Gubernur Anies Baswedan. Usulan sudah muncul sejak 2015.
"Tahun 2015, ada usulan warga dan diusulkan melalui Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan)," kata Hari Nugroho.
Tahun 2017, kajian awal mengenai flyover di Jl Lenteng Agung Raya mulai dilakukan. Setahun kemudian, perencanaan dimulai. Proyek dimulai pada dua tahun lalu.
"Proyek multiyears 2019 sampai 2021," kata Hari.
Maka dimulailah pembangunan flyover tapal kuda Lenteng Agung dan flyover tapal kuda Tanjung Barat.
- Tapal Kuda LA: Rp 143,55 M
Kadis Bina Marga Hari Nugroho menjelaskan pembangunan flyover tapal kuda Lenteng Agung menggunakan anggaran Rp 143,55 miliar.
Adapun flyover tapal kuda Tanjung Barat menggunakan anggaran Rp 163,2 miliar. Maka, total pembangunan kedua flyover tapal kuda raksasa di Jakarta Selatan itu menggunakan anggaran Rp 306,75 miliar.
Maka kini, jadilah tapal kuda raksasa itu. Khusus untuk tapal kuda Lenteng Agung, panjangnya 430 meter di sisi barat dan 450 meter di sisi timur dengan lebar 6,5 meter. Untuk tapal kuda Tanjung Barat, panjangnya 540 meter di sisi timur dan 590 meter di sisi barat dengan lebar 6,5 meter.
- Tujuan
Tujuan dibangunnya flyover tapal kuda Lenteng Agung dan flyover tapal kuda Tanjung Barat ini adalah mengurangi kemacetan lalu lintas.
Selain itu, KRL Jakarta-Bogor melintas setiap 3-5 menit sekali. Dengan adanya flyover tapal kuda, kendaraan bisa menyeberang dan putar balik tanpa harus melintasi rel secara langsung.
Flyover tapal kuda Lenteng Agung bakal menghapus perlintasan sebidang kereta api, meminimalkan kecelakaan lalu lintas dengan kereta api, dan mengamankan perjalanan kereta api.
![]() |
"Ini insyaallah nanti akan menyelesaikan masalah kemacetan yang ada di kawasan Lenteng Agung dan Pasar Minggu, karena kita tahu kendaraan yang melintas pada saat dulu perlintasannya sebidang itu mengakibatkan kemacetan yang ekstrem," kata Anies kepada wartawan di flyover tapal kuda, Jakarta Selatan, 31 Januari 2021.