Kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua telah membunuh empat warga sipil, memperkosa gadis-gadis desa, serta membakar sekolah, pekan lalu. Pendeta di Distrik Beoga menyatakan masyarakat hingga Tuhan sudah marah terhadap KKB.
"Jadi sekarang ini kita sudah marah, tuan tanah juga marah, Tuhan juga marah, kita masyarakat sendiri marah," kata Pendeta Jupinus Wama di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.
Keterangan Pendeta Jupinus Wama termuat dalam video dan siaran pers dari Satgas Nemangkawi yang diterima detikcom, Sabtu (17/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendeta Jupinus mengatakan sesungguhnya sejumlah warga masih dirundung kekhawatiran akan kemunculan KKB. Kehadiran TNI-Polri membuat Pendeta Jupinus dan warga merasa aman.
"Sekarang su aman, Bapak-bapak su datang, kita panggil kembali keluarga yang sudah hilang di hutan dan guru-guru," ujar Pendeta Jupinus.
Jupinus menyatakan perbuatan KKB sebagai perbuatan keji. Ulah KKB membuat kampung menjadi hitam. KKB bahkan memperkosa para gadis desa.
![]() |
"Mereka kasih hancur bukan hanya gedung sekolah saja, tapi kita punya anak-anak perempuan mereka kasih hancur, kami su di rumah, rumah pun mereka kasih hancur," kata Jupinus mencurahkan kepedihan warga atas perbuatan tak berperikemanusiaan KKB," kata dia.
Selanjutnya, kekejian KKB:
Lihat juga Video: Pendeta di Beoga Ungkap Kekejian KKB: Sekolah, Anak Perempuan Hancur
Dalam sepekan terakhir, ulah KKB telah mengakibatkan empat nyawa melayang. Mereka terdiri atas warga yang berprofesi sebagai guru hingga tukang ojek. KKB merusak sekolah, rumah warga, dan membakar rumah anggota DPRD di Beoga.
Pada Kamis (8/4), seorang guru SD atas nama Oktavianus Rayo (43) tewas ditembak KKB di Kampung Julukoma. Pada Jumat (9/4), guru SMP bernama Yonathan Randen tewas ditembak KKB. Tukang ojek bernama Udin (41) tewas ditembak KKB di Pasar Ilaga, pada Rabu (14/4). Pada Kamis (15/4), seorang pelajar SMA di Ilaga tewas ditembak KKB.