Sudako yang Lenyap dari Jalanan Medan

Sudako yang Lenyap dari Jalanan Medan

Ahmad Arfah Fansuri Lubis - detikNews
Jumat, 16 Apr 2021 17:11 WIB
Ilustrasi Medan -- Menara air Medan (Haris Fadhil/detikcom)
Foto Ilustrasi Kota Medan (Haris Fadhil/detikcom)
Medan -

Masyarakat Medan tentu tidak asing dengan sudako. Angkutan kota yang identik dengan warna kuning ini pernah menjadi raja jalanan di Kota Medan.

Selain berwarna kuning, sudako identik dengan bentuknya yang kotak. Pintu masuk untuk penumpang angkutan jenis ini berada di belakang.

Namun sudako sudah lenyap dari jalanan Kota Medan. Sudako sudah tidak beroperasi hampir 5 tahun terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Plt Kasi Angkutan Dishub Kota Medan, Ami Kholis, mengatakan tak ada pengusaha sudako yang mengajukan perpanjangan izin operasi selama 5 tahun terakhir. Artinya, tak ada lagi sudako yang beroperasi secara resmi.

"Secara resmi sudah tidak ada. Udah hampir 5 tahun belakangan ini, nggak ngurus izin lagi mereka," kata Ami kepada wartawan, Jumat (16/4/2021).

ADVERTISEMENT
Suasana dalam angkot di Medan (Ahmad Arfah-detikcom)Suasana dalam angkot di Medan. (Ahmad Arfah/detikcom)

Ami mengatakan sudako mulai beroperasi pada 1980-an sebagai armada angkutan umum. Nah, angkutan umum itu kini sudah diremajakan.

"Beroperasi sekitar tahun '80-an. Mobilnya itu udah diremajakan, diganti jadi MPO (Mobil Pengangkutan Orang) yang sekarang itu, ada Espass dan udah ada yang jenis Grandmax," ucapnya.

Pengamat transportasi Universitas Panca Budi Medan, Bhakti Alamsyah, mengatakan Sudako pernah menjadi transportasi yang paling dibutuhkan warga Kota Medan. Alasannya, mobil ini dapat beradaptasi dengan jalanan kota Medan.

"Memang sudako pada zamannya diperlukan, saat itu kondisi kota Medan tidak seperti sekarang ini. Jalannya belum sebagus sekarang ini. Di eranya itu kendaraan yang paling cocok itu kendaraan seperti sudako," tutur Bhakti.

Bhakti mengatakan sudako saat itu beroperasi dari satu kelurahan ke kelurahan lain di Medan. Sudako juga digunakan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat.

Bhakti menjelaskan penyebab sudako kini lenyap dari jalanan Medan. Dia mengatakan sudako lenyap tergerus perkembangan zaman.

Sudako disebut dikalahkan dengan angkutan kota jenis lain karena hanya dapat membawa penumpang sedikit. Menurut Bhakti, pemilik sudako tidak dapat memenuhi kebutuhan operasional mobilnya.

"Sudako kan kendaraan yang berukuran kecil, paling banyak mengangkut 12 orang. Itu sudah tidak efektif lagi. Karena tidak sebanding biaya operasional dengan orang yang saya angkut," jelas Bhakti.

Karena hanya bisa membawa penumpang sedikit, kata Bhakti, penggunaan sudako juga dikurangi. Hal ini untuk mengurangi jumlah kendaraan di jalanan kota Medan. Angkutan umum yang saat ini dipakai di Medan hanya yang dapat membawa penumpang lebih banyak.

Suasana jalanan kota MedanSuasana jalanan kota Medan (Ahmad Arfah/detikcom)

"Kota Medan penambahan panjang jalannya tidak signifikan, penambahan jumlah kendaraan itu melebihi dari penambahan panjang jalan, sehingga Medan semakin lama semakin macet karena jumlah kendaraan tidak sebanding lagi dengan jumlah panjang jalan. Efeknya itu ke angkutan sudako," jelas Bhakti.

"Karena dirasakan perlu mengangkut orang lebih banyak dalam satu durasi, jadi sudako itu terselisih oleh alam karena hal itu tadi. Yang diangkut kan sedikit, berubahlah menjadi angkutan Medan Express. Yang efektif sekarang angkutan massal, maka muncullah bus dalam kota," paparnya.

Halaman 2 dari 2
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads