34 narapidana terorisme yang pernah menjadi anggota JAD (Jamaah Ansharut Daulah) maupun yang pernah berafiliasi dengan ISIS menyatakan ikrar setia kepada NKRI. Pengambilan ikrar setia itu dilakukan di Lapas Narkotika Kelas II A Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.
"Pada siang hari ini kami Lapas Narkotika Gunung Sindur telah melaksanakan pengucapan ikrar setia NKRI bagi narapidana kasus terorisme. Proses pengikraran sampai hari sudah melalui proses yang panjang, artinya kami telah melakukan pembinaan-pembinaan, deradikalisasi yang bekerja sama dengan densus, BNPT, maupun dengan BIN dan pihak-pihak LSM yang berkompeten dan peduli dengan program deradikalisasi," kata Kalapas II A Gunung Sindur, Damari di Lapas Narkotika Kelas II A Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Kamis (15/4/2021).
"Mereka ini semuanya kasus terorisme. Mereka semuanya terkait dengan jaringan JAD. Dari Lampung, Bandung, dari seluruh Indonesia. Simpatisan ISIS juga. Mereka dihukum yang 2-5 tahun," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Damari menerangkan pengucapan ikrar setia NKRI disertai dengan penghormatan kepada bendera merah putih. Setelah membaca ikrar, para napi teroris membubuhkan tanda tangan pada naskah bermaterai.
"Jadi 34 orang itu semuanya menghormat mencium bendera, dan tanda tangan dokumen satu-satu. Untuk pengucapan ikrar, satu orang membacakan dengan disumpah oleh dari Kemenag dan yang 33 mengikuti," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Barat, Sudjonggo menerangkan sejatinya, ada 56 narapidana terorisme di Lapas Gunung Sindur. Dari 56 itu, hanya 34 yang menyatakan ikrar NKRI, sementara sisanya masih dalam proses karena berbeda masa tahanan.
"Hari ini kita sama-sama telah melihat di Lapas Narkotika Gunung Sindur dari 56 jumlah warga binaan terorisme, 34 menyatakan ikrar NKRI. Pembinaan terus berjalan tidak berhenti di sini saja, karena pidananya juga berbeda-beda itu yang melakukan kenapa sih cuma 34 kenapa tidak semuanya, karena memang pidananya berbeda beda," tuturnya.
Sudjonggo mengungkap alasan mengapa pihaknya membina para napi teroris di lapas narkotika. Hal itu karena lapas narkotika di Gunung Sindur relatif masih kosong dan tidak terisi.
"Awalnya ini dibangun untuk khusus lapas narkotika, sebelum pelaksanaanya dimulai ini masih kosong, kasus teroris bermunculan, sayang mubazir rasanya gedung ini tidak diisi. Jadi nomenklatur perlahan akan kita coba untuk evaluasi," jelas Sudjonggo.
Lihat juga Video: Napiter di Cilegon Ikrar Setia NKRI: Bentuk Penyesalan Saya