TPU di Medan, Sumatera Utara (Sumut) ramai dikunjungi peziarah menjelang bulan suci Ramadhan. Kondisi ini lebih meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Pantauan detikcom, Minggu (11/4/2021), sekitar pukul 16.30 WIB, tampak warga ramai berziarah ke TPU Halat, Medan. Mereka tampak pergi bersama para keluarganya. Sebelum masuk ke area pemakaman, para peziarah membeli bunga untuk ditabur di makam.
Lalu, mereka berdoa di makam-makam tersebut. Tak hanya itu, bagi yang ingin makam keluarganya dibersihkan, ada juga sejumlah warga yang mau membantunya. Mereka membersihkan makam itu lalu dibayar dengan ala kadarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada peningkatan sedikit (dibanding tahun lalu). Sejak kemarin dan hari ini ramai," kata penjaga makam, Rahmat kepada wartawan.
Rahmat menuturkan ada juga petugas yang membantu membersihkan. Mereka nantinya dibayar seikhlasnya oleh keluarga pemilik makam.
"Dibantu petugas, nanti keluarga pemilik memberikan alakadar," ujar Rahmat.
Hal senada juga disampaikan, Wati, salah satu penjual bunga di kawasan TPU Halat. Dia mengatakan bahwa tahun ini ada peningkatan para peziarah.
"Tahun lalu sepi kali. Ada peningkatan tahun ini. Tahun semalam (lalu) sehari dapat Rp 50 hingga Rp 60 ribu. Hari ini rata-rata Rp 100 ribu," ujar Wati.
Labuhanbatu
Warga di Labuhanbatu, Sumut juga ramai mengunjungi pemakaman menjelang bulang suci Ramadhan. Salah seorang warga, Iskandar Muda Sipayung, menganggap ziarah kubur sebagai cara untuk membersihkan hati menjelang puasa.
"Sudah dilakukan sejak dulu. Sudah tradisi. Dulu diajak sama orang tua, tujuannya untuk mendoakan keluarga yang sudah meninggal. Dan termasuk juga untuk membersihkan hati," kata seorang warga Iskandar Muda Sipayung, saat ditemui berziarah, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Paindoan Rantauprapat, Minggu (11/3/2021).
Iskandar mengatakan ziarah kubur membuat dirinya ingat akan kematian. Selain itu, kata Iskandar, ziarah juga bagian dari upaya melestarikan tradisi sekaligus mengajarkan nilai-nilai kerendahan hati.
"Kami berziarah mengunjungi kuburan anak dan opung saya. Kalau orang Tia ada di Sei Rampah," kata Iskandar.
![]() |
"Anak saya ada 3, saya selalu ajak semuanya. Di momen seperti ini saya jelaskan tentang kematian, tentang tuhan, dan mengapa kita harus rendah hati ke mereka. Itu kaitannya. Jadi menurut saya (ziarah kubur) ini memang berguna untuk membersihkan hati menyambut Ramadhan," imbuh Iskandar.
Ziarah kubur juga ini berdampak positif bagi masyarakat sekitar TPU. Seorang penjual bunga, Nur Anisa Harahap, mengaku mendapatkan berkah atas banyaknya warga yang datang ke pemakaman.
"Wah nggak ingat saya. Tapi udah lama lah udah puluhan tahun," kata Anisa.
"Isinya campuran 5 macam bunga (kembang). Kenanga, Kertas, Nusa Indah, Jarum-jarum dan Pandan. Harganya Rp 3 ribu, kalau beli 2 bisa Rp 5 ribu," katanya. "Kalo hari ini, belum dihitung tapi semalam dapat Rp 500 ribu. Rata-rata Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu lah sehari," tutur Anisa.
Selain itu, ziarah kubur juga berdampak bagi warga yang menawarkan jasa parkir. Sedikitnya ada 5 lapak parkir besar yang dikelola bersama oleh kelompok berisi campuran tua dan muda.
"Kalo dari pagi sampai sore bisa lah dapat 300-400 ribu. Itu total ya, satu kelompok. Isinya bisa 4 orang, bisa 5. Tapi ada juga yang cuma 2 orang. Mau tua, mau muda boleh gabung. Kita bagi rejeki yang ada. Biasanya gantian," kata Jefri seorang pemuda sekitar.
Jefri mengaku tidak menentukan tarif parkir kepada para peziarah. "Mungkin karena awak jawab seikhlas hati, ada kereta (sepeda motor) jadinya ngasi Rp 5 ribu. Mungkin karena mau puasa juga ya kan, jadi munggkin anggap sedekah orang itu," kata dia.
"Kadang-kadang mobil pun cuma bayar 2 ribu, alasan nggak ada uang kecil. Ya kami Terima," ujar Jefri.
Dampak yang sama juga dirasakan petugas penjaga kebersihan makam. Selain membersihkan makam, mereka juga biasa sebagai penggali kubur.
"Petugas kebersihan nya, ya saya. Penggali kuburannya juga saya," kata Tahan Nasution, seorang pekerja penggali kuburan di TPU Paindoan.
Tahan mengatakan dirinya sudah 15 tahun menjalani pekerjaan ini. Tahan mengaku mendapatkan upah sebesar Rp 300 ribu untuk setiap penggalian kubur.
Bagi Tahan, kegiatan ziarah kubur merupakan harapan untuk mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR). Karena itu, Tahan berharap agar pemerintah tidak melarang kegiatan berlangsung.
"Tahun semalam sedikit. Ada sih ada, tapi nggak banyak orang karena Corona," kata Tahan.