Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mewacanakan pelebaran jalan di sekitar flyover tapal kuda, demi mengusir macet di Jl Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Warga sekitar flyover menyebut pernah ada rencana pembebasan lahan untuk pelebaran jalan, namun tidak ada tindak lanjut.
Sejumlah warga sekitar flyover tapal kuda justru ragu akan realisasi wacana pelebaran jalan itu. Ada warga yang menyatakan wacana itu tidak mungkin dilakukan. Ada pula yang menyatakan isu pembebasan lahan untuk pelebaran jalan adalah isu tahun lalu dan sudah lewat begitu saja. Satu warga pesimis macet bakal hilang bila pelebaran jalan hanya dilakukan persis tepat sebelum flyover tapal kuda.
"Saya pernah dengar rencana pelebaran jalan, tapi kayaknya sudah nggak deh, kayaknya nggak mungkin," kata Khoiril Lesmana saat ditemui di lokasi, Kamis (8/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khoiril merupakan pemilik bangunan di samping flyover tapal kuda yang berada di dekat Kampus IISIP, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Dia ragu tempatnya akan terkena pelebaran jalan mengingat trotoar di depan bangunan miliknya baru saja dibangun dengan rapi. Bila benar bakal ada pelebaran jalan, tentu trotoar tidak akan dipercantik terlebih dahulu.
![]() |
Khoiril juga mengaku tidak setuju jika ada pelebaran jalan yang mengakibatkan bangunannya harus tergusur. Dia menambahkan, kemacetan yang kerap terjadi berada di sebelum flyover tapal kuda sejak sekitar Universitas Pancasila. Jika sudah sampai di kolong flyover, kemacetan sudah mulai terurai.
"Di sana, yang sebelum flyover," ujarnya sambil menunjukkan tempat biasa kemacetan terjadi.
Selanjutnya, warga mengaku pernah mendengar wacana pelebaran jalan pada tahun lalu.
Pemprov DKI memang belum menjelaskan lebih lanjut titik mana saja yang akan terkena pelebaran jalan. Warga sekitar flyover juga mengaku tidak pernah mendapat informasi mengenai kelanjutan akan pelebaran jalan.
"Ada isu, kena jalan nih sampai kena ke dalam," kata warga bernama Yusuf saat ditemui di lokasi.
Yusuf mendapat informasi terkait pelebaran jalan lebih dari setahun yang lalu. Dia yakin pelebaran jalan tidak akan direalisasikan. Soalnya, dia sudah mendapat kabar pelebaran Jl Lenteng Agung ini bakal dilakukan pada Desember tahun lalu, saat itu dia mendapat informasi warga pemilik lahan dan bangunan bakal dapat ganti rugi.
"2020 Desember, tapi nggak jadi, kan bayarnya Desember tuh, tapi nggak jadi," ujarnya.
Yusuf memiliki rumah di sekitar jembatan penyeberangan orang (JPO) di dekat flyover tapal kuda. Meski rumahnya tidak terkena dampak pelebaran jalan, dia mendapat informasi tersebut ketika rapat-rapat RT di lingkungannya.
"Saya dengar kan waktu rapat RT, kan saya ikut," jelasnya.
![]() |
Warga yang memiliki bangunan tepat sebelum flyover tapal kuda mengaku sertifikat bangunannya sempat diambil terkait rencana pelebaran jalan. Namun sertifikat tersebut dikembalikan karena tidak kunjung ada pelaksanaan.
"Kemarin, sempat diambil lagi kan karena belum ada pelaksanaan pergerakan buat penggusuran," ujar warga bernama Ii saat di ruko miliknya.
Dia mengatakan setuju apabila ada rencana pelebaran jalan. Namun dia berpesan agar proses tersebut dilakukan tanpa merugikan masyarakat.
"Nggak ngerugiin masyarakat gitu kan, sementara ini kan masyarakat kerugiannya karena imbasnya ini, apakah sertifikat mau diambil tapi kan belum ada pelaksanaan," ujarnya.
![]() |
Dia menyebut sempat memindah tempat usahanya karena ada rencana pelebaran jalan. Namun hingga kini pelebaran jalan tidak kunjung dilakukan. Hal tersebut disampaikan warga bernama Irfan Maulana, yang juga sedang berada di ruko milik Ii.
"Nah ini dari sana pindah ke sini karena di sana mau digusur," ujar Irfan Maulana saat di lokasi.
![]() |
Irfan mengakui di lokasi tersebut, tepat sebelum flyover memang sering terjadi kemacetan setiap pagi. Menurutnya, pelebaran jalan harus dilakukan sejak sebelum flyover. Tidak seperti sepengetahuannya, pelebaran jalan direncanakan mulai di sekitar kampus IISIP.
"Di IISIP, pelebaran jalan cuma sampai IISIP doang nggak sampai ke sini, makanya harusnya kalau pelebaran jalan tuh sampai sini, sampai ke Gang Haji Ali baru lancar, kalau cuma di IISIP doang, pas tanjakan ini nggak dilebarin, macetnya makin parah," ungkapnya. Bila dilihat dari Depok arah Pasar Minggu, Gang H Ali berada sekitar 400 meter sebelum flyover tapal kuda.