Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan jajarannya bergerak cepat menangani bencana banjir di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Setidaknya, ada lima hal yang ditekankan Jokowi untuk menangani korban bencana.
Jokowi memberikan instruksi ke anak buahnya saat memimpin rapat terbatas (ratas) bersama sejumlah menteri dan kepala daerah. Jokowi mengarahkan agar proses evakuasi dan penyaluran bantuan kepada korban dipercepat.
Berikut ini poin-poin instruksi Jokowi ke anak buahnya dalam ratas:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Percepat Pencarian dan Penyelamatan
Fokus utama yang disampaikan Jokowi adalah meminta jajarannya bergerak cepat melakukan evakuasi pencarian dan penyelamatan korban banjir. Dia meminta seluruh instansi bergerak turun tangan untuk menyelamati korban terdampak.
"Selama satu pekan terakhir cuaca ekstrem akibat siklon tropis seroja telah dirasakan di berbagai wilayah di Indonesia, khususnya di provinsi NTT dan NTB yang mengalami dampak paling besar. Untuk itu, ada beberapa hal yang ingin saya tekankan, yang pertama percepatan proses evakuasi pencarian dan penyelamatan korban yang belum ditemukan," ujar Jokowi dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/4/2021).
"Saya minta Kepala BNPB, Kepala Basarnas dibantu dengan Panglima TNI, dan Kapolri dengan seluruh jajarannya mengerahkan tambahan personel SAR, sehingga dapat menjangkau lebih banyak wilayah terdampak termasuk wilayah terisolir dan berbagai gugus pulau di NTT Pulau Alor, Pulau Padar, dan pulau-pulau lainnya untuk melancarkan proses evakuasi pencarian dan penyelamatan korban," tambahnya.
Jokowi juga meminta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengerahkan alat berat. Dia meminta akses laut dan udara dibuka.
"Saya minta kepada juga Menteri PUPR untuk mengerahkan alat-alat berat dari berbagai tempat, dan jika jalur darat masih sulit ditempuh saya juga minta dipercepat pembukaan akses melalui laut maupun udara," katanya.
2. Percepat Bantuan Medis
Jokowi juga meminta Kementerian Kesehatan segera mengirim tenaga medis untuk menangani korban yang mengungsi. Dia juga meminta pelayanan kesehatan di NTB dan NTT diperbanyak.
"Kedua, pastikan pelayanan kesehatan penanganan korban yang membutuhkan pertolongan medis, ini Pak Menteri Kesehatan, tim bantuan perlu secepatnya sampai dilokasi dan saya minta Menkes juga memperbanyak tempat pelayanan kesehatan di lapangan juga mempersiapkan rumah sakit untuk menangani para korban serta memastikan ketersediaan tenaga medis dan obat-obatannya," tegasnya.
3. Minta BNPB Pastikan Logistik
Kemudian dia juga meminta BNPB memastikan ketersediaan logistik untuk korban banjir. Dia meminta kebutuhan anak bayi diutamakan.
"Saya minta BNPB dan pemerintah daerah segara mendata titik pengungsian, memastikan logistiknya, tendanya, dapur lapangannya untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi para pengungsi, juga kebutuhan untuk bayi dan anak-anak, terutama air bersih dan MCK-nya," ucapnya.
4. Menteri PUPR Diminta Percepat Pembangunan
Tak hanya itu, Jokowi juga meminta Kementerian PUPR bergerak membangun infrastruktur di lokasi terdampak banjir, NTB dan NTT. Dia berpesan jangan sampai warga kesulitan.
"Kemudian yang keempat Pak Menteri PU lagi untuk mempercepat infrastruktur yang rusak. Saya melihat beberapa jembatan yang roboh, akses jalan juga segera pulihkan, listrik, jaringan telekomunikasi, jaringan internet, juga distribusi dan BBM sehingga ini bantuan segera tersalurkan ke masyarakat yang menjadi korban bencana," tuturnya.
5. Peringatan Cuaca Ekstrem
Terakhir, Jokowi meminta BMKG menggencarkan peringatan cuaca ekstrem. Dia juga meminta seluruh kepala daerah peduli sehingga memantau prediksi cuaca yang diberikan BMKG.
Dia juga meminta kepala daerah memastikan warganya aman dan selamat. Kepala daerah dan masyarakat juga diminta siaga terhadap bencana.
"Terakhir saya minta dilakukan antisipasi terhadap bahaya lanjutan adanya cuaca yang sangat ekstrem yang terjadi di berbagai kawasan di Indonesia dan juga saya minta BMKG untuk menggencarkan peringatan cuaca ekstrem dari siklon tropis seroja ini. Pastikan seluruh kepala daerah dan masyarakat dapat mengakses, memantau prediksi cuaca dan iklim yang dikeluarkan oleh BMKG. Mereka harus tahu semuanya," ucapnya.
"Sehingga masyarakat bisa meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaannya untuk menghadapi ancaman risiko, baik itu angin kencang, bahaya banjir, banjir bandang dan tanah longsor. Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan," lanjutnya.