Nusa Tenggara Timur (NTT) dilanda Siklon Tropis Seroja. Siklon Tropis yang mengambil nama bunga Seroja ini memicu banjir bandang dan tanah longsor. Berikut ini sejumlah fakta terkait dampak Siklon Tropis Seroja.
Sebagaimana diketahui, Siklon Tropis Seroja yang menerjang NTT telah menimbulkan bencana banjir bandang hingga tanah longsor. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini atas potensi cuaca ekstrem di NTT pada Senin (5/4/2021).
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut siklon tropis seroja ini yang cukup dahsyat. Menurutnya, siklon seroja ini tidak lazim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan seroja ini baru yang pertama kali benar-benar cukup dahsyat. Dahsyat karena masuk sampai ke daratan. Ini yang tidak lazim," ujarnya.
Siklon Tropis Seroja ini meninggalkan sejumlah dampak. Berikut ini dampak bencana dari Siklon Tropis Seroja sejauh ini:
1. 128 orang meninggal dunia
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, menyebut berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin (5/4/2021), pukul 23.00 WIB, total warga meninggal dunia berjumlah 128 warga selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut, dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12. Total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21.
"Sebanyak 2.019 kartu keluarga (KK) atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak. Pemerintah daerah terus memutakhirkan data dari kaji cepat di lapangan," kata Raditya dalam keterangan tertulis, Selasa (6/4/2021).
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo menyebutkan korban tewas akibat bencana alam di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) kini menjadi 81 jiwa. Kendati demikian dijelaskan data tersebut masih fluktuatif karena petugas terus mengumpulkan data di lapangan.
2. 7.212 Warga Mengungsi
Raditya warga mengatakan warga mengungsi tersebar di lima kabupaten di wilayah Provinsi NTT. Menurutnya, pengungsian terbesar berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa atau 1.803 KK, Lembata 958 jiwa, Rote Ndao 672 jiwa atau 153 KK, Sumba Barat 284 jiwa atau 63 KK, dan Flores Timur 256 jiwa.
Siklon tropis ini berdampak di delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota. Di antaranya di Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, dan Alor.
3. 1.962 Rumah Terdampak
Bencana cuaca ekstrem di beberapa wilayah tadi juga berdampak pada sejumlah kerugian. Total ada 1.962 unit rumah terdampak, 119 unit rumah rusak berat (RB), 118 unit rumah rusak sedang (RS), dan 34 unit rumah rusak ringan (RR). Sedangkan fasilitas umum (fasum) 14 unit RB, 1 RR, dan 84 unit lain terdampak.
Berikut ini rincian kerusakan di sektor permukiman:
Kota Kupang
- 10 unit rumah RS
- 657 unit rumah terdampak
Kabupaten Flores Timur
- 82 unit rumah RB
- 34 unit rumah RR
- 97 unit rumah terdampak
- 8 unit fasum RB
Kabupaten Malaka
- 1.154 unit rumah terdampak
- 65 fasum terdampak
Kabupaten Ngada
- 4 unit rumah RB
- 2 unit rumah RS
- 1 fasum terdampak
Kabupaten Sumba Barat
- 54 unit rumah terdampak
Kabupaten Sumba Timur
- 7 fasum terdampak
Kabupaten Rote Ndao
- 12 unit rumah RB
Kabupaten Alor
- 21 unit rumah RB
- 106 unit rumah RS
- 6 fasum RB
- 1 fasum RR
- 11 fasum terdampak