Data kasus kematian harian akibat Corona melonjak per kemarin. Satgas COVID-19 mengungkap penyebabnya karena input data yang tertunda.
Lonjakan angka kematian ini dipaparkan BNPB berdasarkan data Kemenkes, Minggu (4/4/2021). Selama dua pekan terakhir angka kasus kematian ini merupakan yang tertinggi. Paling tidak selama dua pekan belakang.
Angkanya terbilang signifikan yakni mencapai 427 orang. Padahal selama dua pekan sejak 22 Maret, angka tertinggi di bawah 200 orang. Dengan tambahan 400-an angka meninggal itu, total jadi 41.669.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dirunut per 22 Maret, begini data kematian Corona harian di RI:
22 Maret: 161
23 Maret: 154
24 Maret: 118
25 Maret: 98
26 Maret: 85
27 Maret: 198
28 Maret: 85
29 Maret: 132
30 Maret: 173
31 Maret: 104
1 April: 196
2 April: 97
3 April: 91
4 April: 427
Masih berdasarkan data BNPB, kasus kematian Corona terbanyak hari ini berasal dari Provinsi Banten dengan 338 orang. Di sisi lain, banyak pula provinsi yang nihil kasus kematian Corona hari ini.
Kadinkes Banten Ati Pramudji Hastuti mengungkap penyebabnya terjadi lonjakan kasus kematian akibat COVID-19. Katanya, ada keterlambatan input data di aplikasi sehingga daerah Banten menunjukkan angka kenaikan yang tinggi.
"Data lama di Banten baru terinput di aplikasi NAR (New All Record) pusat dalam minggu ini, sehingga seolah-olah kasus di Banten naik signifikan," kata Ati.
Selama ini menurut Ati yang juga jubir Satgas COVID-19 tingkat provinsi, ada perbedaan data antara pemerintah daerah dan pusat khususnya di Banten. Data provinsi menurutnya lebih banyak dibandingkan data yang dilaporkan oleh pemerintah pusat per harinya.
"Selama ini belum terinput seluruhnya di pusat," ujarnya.
Simak juga video 'Tim WHO Pastikan Laporan Asal Corona Tak Terpengaruh Tekanan Politik':
Makanya, sejak Selasa (30/3) lalu dilakukan singkronisasi data antara satgas di tingkat provinsi dan pemerintah pusat. Pelonjakan jumlah kasus yang hingga 3.501 ini juga akibat singkronisasi dan data yang belum dimasukkan di aplikasi NAR.
"Sehingga dalam satu minggu ini seolah kasus di Banten naik signifikan padahal itu kasus lama yang baru terinput," jelasnya.
Ati menyampaikan bahwa pada hari ini kasus penambahan pasien konfirmasi ada 103 kasus. Sehingga jumlah kasus se-Banten mencapai 43.838 pasien. Tingkat kesembuhan totalnya ada 40.525 dan yang masih dirawat ada 2.164 pasien.
Untuk penambahan 103 kasus hari ini penyebarannya yaitu di Tangsel 38 kasus, Kabupaten Tangerang 26 kasus, Kota Tangerang 23 kasus, Kabupaten Lebak 7 kasus, Kabupaten Serang 5 kasus dan Cilegon 4 kasus. Kota Serang dan Pandeglang tidak melaporkan atau nihil kasus positif hari ini.
Dua daerah bahkan yaitu Kabupaten Tangerang dan Pandeglang dinilai satgas sebagai zona kuning. Sisanya yaitu Lebak, Serang, Kota Serang, Cilegon, Tangsel dan Kota Tangerang masih berada di zona oranye.
Sementara itu, Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito juga buka suara terkait lonjakan kasus kematian di Banten. Dia menyebut penyebabnya yakni penumpukan data yang tertunda ke sistem Kemenkes.
"Data penambahan kasus yang melonjak tersebut berasal dari Propinsi Banten karena terjadi penumpukan data yang tertunda diinput ke sistem data di Kemkes selama beberapa hari. Telah dilakukan verifikasi data yang diinput tersebut. Kasus terjadi karena penularan. Tapi lonjakan kasus bukan karena lonjakan penularan," jelas Wiku.