RI Kecam Pembunuhan Lebih dari 100 Orang dalam Sehari di Myanmar

RI Kecam Pembunuhan Lebih dari 100 Orang dalam Sehari di Myanmar

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 31 Mar 2021 00:59 WIB
Komisi I DPR RI menggelar rapat bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi. Dalam rapat, Retno menegaskan Indonesia masih terus menjalin pembicaraan dengan Pfizer dan Moderna terkait vaksin.
Retno Marsudi (Foto: Rengga Sancaya)
Jakarta -

Menlu Retno Marsudi dan Menhan Prabowo Subianto bertemu dengan Menlu Jepang, Motegi Toshimitsu dan Menhan Jepang Kishi Nobuo di Jepang. Menlu Retno mengecam keras terkait kekerasan yang menyebabkan lebih dari 100 orang warga Myanmar tewas dalam satu hari.

"Indonesia mengecam keras pembunuhan lebih dari 100 orang di Myanmar pada 27 Maret 2021. Itu tidak bisa diterima," kata Retno dalam akun Twitter @Menlu_RI, dilihat Rabu (31/3/2021).

Retno juga menyampaikan kembali mengenai prinsip ASEAN Outlook. Indonesia, kata Retno, siap bekerja sama dengan semua negara melaksanakan ASEAN Outlook.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sampaikan kembali prinsip ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, yaitu transparansi, keterbukaan, inklusivitas, dan kerja sama. Indonesia siap bermitra dengan semua negara dalam implementasi ASEAN Outlook," kata Retno.

Berdasarkan keterangan tertulis dari Kedubes Jepang di Indonesia, ada beberapa hasil kerja sama dari pertemuan itu. Salah satunya pengalihan alat dan teknologi pertahanan.

ADVERTISEMENT

"Keempat Menteri menyambut baik penandatanganan Perjanjian antara Pemerintah Jepang dan Pemerintah Indonesia tentang Pengalihan Alat dan Teknologi Pertahanan serta sepakat untuk mempromosikan kerja sama keamanan antara kedua negara berdasarkan perjanjian tersebut. Selain itu, pihak Jepang telah menyampaikan keputusan untuk memberikan pinjaman senilai 50 miliar yen di bidang penanggulangan bencana. Pihak Indonesia menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan tersebut. Selanjutnya, mereka juga sepakat untuk mendorong kerja sama di bidang maritim, termasuk pembangunan pulau terluar dan pengawasan dan penegakan hukum laut, serta kerja sama di bidang bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana," demikian keterangan tertulis Kedubes Jepang di Jakarta.

"Keempat Menteri telah menyetujui untuk mempromosikan kerja sama di kawasan sekitar Laut Sulu dan Laut Sulawesi. Selain itu, mereka juga menegaskan untuk memperkokoh kerja sama di bidang keamanan ekonomi, termasuk rantai pasokan dan digital, serta penanggulangan terorisme," lanjutnya.

Selain itu, Jepang juga menyampaikan rasa prihatin terhadap apa yang terjadi di Laut China Selatan. Keadaan di Laut China Selatan menjadi perhatian serius kedua negara.

"Pihak Jepang menyampaikan keprihatinan yang serius terhadap perkembangan RRT belakangan ini, termasuk Undang-Undang Penjaga Pantai, dan keempat Menteri bertukar pendapat mengenai situasi di, antara lain Laut Tiongkok Timur dan Laut Tiongkok Selatan. Keempat Menteri berbagi keprihatinan yang serius terhadap kelanjutan dan penguatan percobaan yang mengubah status-quo secara sepihak dengan menggunakan kekuatan. Selain itu, keempat Menteri juga sepakat atas pentingnya penegakan ketertiban maritim yang bebas dan terbuka berdasarkan supremasi hukum serta penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk UNCLOS," lanjut keterangan tertulis tersebut.

Selain itu, Jepang juga menyampaikan keprihatinan terhadap Korea Utara yang meningkatkan kemampuan nuklir dan rudal, bertentangan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB. Kedua negara sepakat bahwa sudah saatnya Korea Utara melaksanakan Resolusi DK PBB untuk menghancurkan senjata pemusnah massal.

"Pihak Jepang juga mengecam keras atas peluncuran rudal balistik yang dilakukan Korea Utara beberapa waktu lalu. Berdasarkan hal tersebut, keempat Menteri menegaskan sangat penting bagi Korea Utara untuk melaksanakan Resolusi Dewan Keamanan PBB secara utuh demi penghapusan seluruh senjata pemusnah massal dan rudal balistik dengan jangkauan apapun secara utuh, dapat diverifikasi, serta tidak dapat diubah," katanya.

"Selanjutnya, pihak Jepang memohon pengertian dan dukungan pihak Indonesia demi menyelesaikan masalah penculikan warga negara Jepang dengan cepat. Pihak Indonesia menyampaikan dukungan atas hal tersebut," lanjutnya.

Indonesia dan Jepang juga prihatin atas peristiwa di Myanmar. Pada pertemuan itu juga membahas situasi di Timur Tengah.

"Keempat Menteri menyuarakan keprihatinan yang berat terhadap situasi terkini di Myanmar dan sepakat untuk tetap bekerja sama secara erat. Mereka juga bertukar pendapat tentang situasi Timur Tengah dan sebagainya," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(lir/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads