Alissa Wahid: Tak Tepat Katakan Terorisme Tidak Terkait Agama

Alissa Wahid: Tak Tepat Katakan Terorisme Tidak Terkait Agama

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 30 Mar 2021 23:04 WIB
Dewan Pembina The Wahid Institute, Alissa Wahid, Kamis (26/7/2018).
Alissa Wahid (Usman Hadi/detikcom)

Lebih lanjut, Alissa menilai bahwa organisasi yang sarat dengan kekerasan terhadap musuh ideologi mereka akan menjadi rentan terpengaruh jaringan terorisme. Sebab, mereka mereka melihat orang yang berbeda dengan ajarannya sebagai musuh.

"Tetapi orang-orang yang dia kemudian masuk di dalam kelompok seperti FPI ini atau teman-teman FPI juga banyak nih yang menggunakan ideologi kekerasan membolehkan kekerasan ketika dia berada di lingkungan itu dan merasa kekerasan itu boleh dilakukan kepada musuh-musuh ideologis maka dia menjadi sangat rentan untuk bisa direkrut oleh kelompok-kelompok ekstremisme dengan kekerasan kalau pandangannya saja melihat orang lain sebagai musuh, itu ibarat tanah, tanahnya gembur untuk ditanami, bukan organisasinya bertaut, tapi ideologi kekerasannya itu yang kemudian membuat orang bisa berada di satu organisasi ini lalu kemudian dia melepaskan diri dari sini lalu kemudian masuk ke yang lebih tinggi," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh sebab itu, Alissa menilai bahwa anggapan teroris tidak terkait dengan agama tidak tepat. Dia menyebut ajaran agama tersebut yang akhirnya membuat mereka bergabung dengan kelompok teror.

"Menurut saya, tidak tepat untuk mengatakan bahwa terorisme itu tidak terkait agama itu kita nggak ada merespons yang ini loh tadi, yang ajaran-ajaran yang mempersiapkan orang untuk akhirnya masuk ke kelompok-kelompok teror ini," sebut Alissa.

ADVERTISEMENT

"Pertama kan dari purifikasi dulu meyakini bahwa 'agama saya ini, kelompok saya ini yang paling pure', yang paling murni. Setelah itu superioritas, lalu naik lagi kepada ekstremisme. Superioritas ketika ketemu dengan ekstremisme ini dengan penggunaan kekerasan yang sudah jadi terorisme itu tadi," tambahnya.


(lir/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads