Lukman Hakim: Teroris Mendasarkan Kekerasan pada Pemahaman Keagamaan Ekstrem

Lukman Hakim: Teroris Mendasarkan Kekerasan pada Pemahaman Keagamaan Ekstrem

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Selasa, 30 Mar 2021 17:55 WIB
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Mantan Menteri Agama Lukman Hakim (Sachril Agustin Berutu/detikcom)
Jakarta -

Mantan Menag Lukman Hakim Saifuddin mengakui bahwa teroris merupakan orang beragama. Sebab, menurutnya, semua warga Indonesia adalah umat beragama. Namun dia mengakui ada sebagian umat beragama ada yang melewati batas dalam beragama.

"Apakah ada warga negara kita yang tak beragama? Setiap kita adalah umat beragama, dan setiap agama mengajarkan inti ajarannya pada perlindungan kemanusiaan dan mewujudkan kemaslahatan. Namun ada sebagian saudara kita yg dalam memahami ajaran agamanya berlebih-lebihan melewati batas, sehingga melakukan tindakan ekstrem, yaitu mengingkari nilai kemanusiaan dan merusak kemaslahatan bersama," kata Lukman Hakim kepada wartawan, Selasa (30/3/2021).

Lukman Hakim menilai tindak kekerasan oleh umat beragama terjadi karena pemahaman yang ekstrem. Jadi, menurutnya, bukan ajaran agama yang ekstrem.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi, para teroris yang lakukan tindak kekerasan yang ekstrem itu mendasarkan tindakannya pada pemahaman keagamaan yang ekstrem. Bukan ajaran agama yang ekstrem, tapi pemahamannya yang ekstrem, sehingga timbulkan kerusakan," ungkapnya.

"Tugas kita semua adalah menyebarluaskan paham keagamaan yang sesuai dengan inti pokok ajaran agama itu sendiri, yaitu kemanusiaan dan kemaslahatan bersama," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Simak video 'Said Aqil: Pintu Masuk Terorisme Adalah Wahabi dan Salafi':

[Gambas:Video 20detik]

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara mengenai aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Jokowi menyebut aksi terorisme itu merupakan kejahatan kemanusiaan.

"Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apa pun," ujar Jokowi dalam konferensi pers virtual, Minggu (28/3/2021).

Sementara itu, MUI juga mengutuk keras tindakan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. MUI mengutuk peristiwa bom bunuh diri itu karena bertentangan dengan ajaran agama mana pun.

"MUI mengutuk dengan keras tindakan pelaku peledakan bom di Makassar pagi ini yang telah membuat ketakutan di tengah-tengah masyarakat dan telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa," kata Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas dalam keterangannya, Minggu (28/3).

MUI meminta supaya kejadian bom bunuh diri itu tidak dikaitkan dengan SARA. Hal itu akan membuat kondisi makin tidak kondusif.

"Di samping itu, MUI juga meminta supaya masalah ini jangan di kait-kaitkan dengan agama dan atau suku tertentu di negeri ini karena hal demikian akan semakin membuat rumit dan keruhnya suasana," ujarnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads