"Ada berita buruk, si India itu termasuk yang naik karena dia naik dia embargo vaksinnya tidak boleh keluar AstraZeneca yang dikirim ke WHO atau GAVI," kata Budi saat rilis survei Charta Politika, Minggu (28/3/2021).
"Bulan Maret, kebetulan Sinovac-nya masih cukup banyak, saya mau lapor ke kakak-adik gubernur, bulan April Sinovac-nya cuma 7 juta," imbuh Budi.
Sejatinya, kata Budi, vaksin AstraZeneca akan dikirim sebanyak 7,5 juta. Jadi total vaksin yang tersedia pada April seharusnya adalah 15 juta dosis vaksin.
"Baru mulai tanggal 15 lagi saya dengarnya, karena sedang di-cleansing si Bio Farma untuk bisa di-upgrade bulan Mei lebih besar. Jadi saya hanya punya 7 juta stok dari Sinovac, tadinya saya pikir bisa dapat 7,5 dari AstraZeneca jadi 15 juta," ungkapnya.
Sebelumnya, Budi menyampaikan ada hambatan proses pengiriman vaksin AstraZeneca Indonesia. Rencana pengiriman AstraZeneca periode Maret dan April 2021 ditunda akibat embargo di India.
"Jadwalnya kita dapat vaksin gratis dari Covax-GAVI, sudah dapat kemarin vaksin AstraZeneca gratis 1,1 juta dosis. Rencananya kita dapat 2,5 jutanya pada 22 Maret, kemudian April akan dapat 7,8 juta dosis. Ternyata ditunda, karena ada isu India embargo vaksin," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin, seperti dilansir Antaranews, Minggu (28/7).
India sedang alami kenaikan kasus COVID-19, sehingga tidak mengizinkan vaksin tersebut keluar dari negara mereka.
Simak Video: Perihal Vaksinasi COVID-19 yang Aman untuk Anak-anak
(whn/imk)