Survei Sebut Warga DKI Paling Tinggi Tolak Divaksinasi, Wagub: Ada Tahapannya

Survei Sebut Warga DKI Paling Tinggi Tolak Divaksinasi, Wagub: Ada Tahapannya

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Rabu, 24 Mar 2021 00:49 WIB
Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
Foto: Ahmad Riza Patria. (Tiara Aliya/detikcom)
Jakarta -

Lembaga survey Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) merilis hasil survei di mana warga DKI Jakarta disebut paling tinggi menolak menjalani vaksinasi COVID-19. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut ada dua faktor warga menolak divaksinasi.

"Soal masih ada warga yang menolak itu kan disebabkan oleh beberapa hal. Di antaranya mungkin masyarakat Jakarta masih ingin mengetahui lebih jauh lagi terkait vaksin kan ada beberapa produk. Kemudian yang kedua penolakan itu mungkin bukan semata-mata tidak ingin divaksin, kan memang ada tahapannya," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (23/3/2021).

Dalam survei tersebut, SMRC membuat pertanyaan menurut demografi. Warga ditanya, jika vaksin tersedia, apakah ibu/bapak akan melakukan vaksinasi COVID-19?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Survei ini dibagi menjadi dua yakni Jawa dan luar Jawa. Hasilnya 33 warga di luar Jawa tidak mau divaksin. Sementara untuk di Jawa, DKI Jakarta yang paling tinggi tidak mau divaksinasi.

Survei SMRCSurvei SMRC. (Foto: screenshoot foto)

Riza memiliki anggapan berbeda dengan hasil survei yang dipaparkan oleh SMRC itu. Menurutnya, warga DKI Jakarta justru berbondong-bondong ingin segera divaksinasi COVID-19.

ADVERTISEMENT

"Tapi sejauh yang kami ketahui justru banyak sekali antusiasme warga untuk divaksin. kami sudah menambah jumlah vaksin, menambah jumlah faskes, menambah jumlah vaksinator, kemampuan penyuntikan per hari terus kita tingkatkan, itu menunjukkan antusiasme masyarakat tinggi," ungkapnya.

Saat ini Pemprov DKI terus meningkatkan fasilitas maupun pelayanan vaksinasi COVID-19. Semua ini, sebutnya, dilakukan demi mempercepat layanan vaksinasi bagi warga DKI.

"Artinya keinginan warga jauh lebih tinggi daripada kemampuan kita menyiapkan vaksin, menyiapkan tenaga, menyiapkan sarana prasarana jauh lebih tinggi keinginan masyarakat. Karena warga Jakarta sendiri hampir 11 juta, seluruh indonesia 267 juta," ucapnya.

Sebagaimana diketahui, Survei SMRC dilakukan pada 28 Februari-8 Maret 2021. Survei ini menggunakan metodologi multistage random sampling. Ada 1.220 responden dalam survei ini. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei iniΒ± 3.07% pada tingkat kepercayaan 95%.

SMRC mengajukan pertanyaan 'Jika vaksin sudah tersedia, apakah Ibu/Bapak akan melakukan vaksinasi Covid-19?'. Hasilnya?

Ya, akan: 46%
Tidak akan: 29%
Pikir-pikir dulu: 23%
TT/TJ: 2%

"Sangat banyak warga, 29%, yang tidak mau divaksin. Hanya 46% warga yang mantap mau divaksin. Selebihnya ada 23% yang pikir-pikir dulu/ragu, dan 2% tidak menjawab," demikian tulis SMRC.

(idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads