Cerita Viral Pembunuhan Kucing di Serpong Ternyata Pingsan Dianiaya

Round-Up

Cerita Viral Pembunuhan Kucing di Serpong Ternyata Pingsan Dianiaya

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 23 Mar 2021 07:52 WIB
Tangerang Selatan -

Kisah seekor kucing yang diduga dibunuh di Serpong, Tangerang Selatan, viral di media sosial. Belakangan diketahui bahwa kucing itu tidak mati, namun cuma pingsan.

Kasus ini mengemuka setelah sebuah video berisi perdebatan dua orang pria di Serpong, Tangsel, viral di media sosial. Dalam rekaman video itu terdapat pria diduga pelaku dan seorang pria yang merupakan sekuriti sebuah sekolah adu mulut soal kucing itu.

Sekuriti tersebut terlihat kesal karena pelaku membunuh kucing. Menurut sekuriti tersebut, pelaku telah menyiksa kucing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini namanya penyiksaan. Ini namanya penyiksaan binatang," kata sekuriti di video.

Dalam video terlihat seekor kucing terkulai lemas dan tak bergerak. Di dekatnya terdapat sebuah sapu.

ADVERTISEMENT

Pria yang diduga pelaku membantah telah menyiksa kucing. Namun dia justru mengaku telah membunuh kucing tersebut.

"Saya melakukan dengan cara yang saya anggap paling cepat. Saya tidak siksa dia berhari-hari di atas. Saya membunuh dia dengan cara yang menurut saya paling layak buat saya. Ini saya lakukan, sudah selesai dia. Ini dia tidak berhari-hari di suatu tempat," kata pria tersebut.

Belum diketahui alasan pelaku membunuh kucing tersebut. Namun, dari perdebatan di video, terduga pelaku menyinggung ketidaksukaannya melihat kucing tersebut di dekat sekolah.

"Saya sudah menyatakan tidak mau ada binatang ini. Saya sudah bilang berkali-kali. Saya sudah bilang tidak mau ada binatang ini di lingkungan sekolah ini," ungkap pria tersebut.


Halaman selanjutnya, polisi turun tangan

Pelaku Diperiksa

Polsek Serpong turun tangan menyelidiki kejadian viral itu. Polisi juga telah memeriksa terduga pelaku bernama Felix dan saksi bernama Mulyadi, sekuriti sekolah.

Felix, yang diduga merupakan salah satu staf di sekolah tempat terjadinya penganiayaan tersebut, menceritakan kronologi tindakannya tersebut kepada penyelidik. Menurut Lutfi, saat itu Felix melihat dua ekor kucing yang tengah berkelahi. Pria tersebut kemudian berniat memisahkan kucing tersebut.

"Jadi menurut Pak Felix dari klarifikasinya, pada hari Selasa, 9 Maret 2021, itu dia lihat ada kucing di sekolahan lagi berantem atau gimana ya. Terus coba dipisahkan sama dia. Ternyata dia dicakar dan digigit. Terus dia coba ngambil kucing itu (pakai) kaki ya memang dia mengaku emosilah," kata Kanit Reskrim Polsek Serpong Iptu Lutfi saat dihubungi detikcom, Senin (22/3/2021).


Pengaku Mengaku Emosi

Kepada polisi, pelaku mengungkap alasan dirinya menganiaya kucing tersebut. Pelaku mengaku emosi.

"Ngaku spontanitas karena emosi ya," kata Kanit Reskrim Polsek Serpong Iptu Lutfi saat dihubungi detikcom, Senin (22/3/2021).

Lutfi menyebut pihaknya kini masih mencari beberapa keterangan saksi lain terkait dugaan penganiayaan tersebut. Unsur pidana pun masih didalami polisi.

"Jadi kita kan coba cari-cari saksi lain di lokasi mungkin ada saksi lain yang melihat atau mendengar. Masih lidik (penyelidikan) unsur pidana," ungkap Lutfi.

Simak di halaman selanjutnya penjelasan sekuriti Mulyadi

Penjelasan Sekuriti

Peristiwa itu terjadi di dekat sebuah sekolah di Serpong, Tangsel, pada Selasa (9/3/2021) lalu. Kejadian ini membuat pelaku diduga staf sekolah bernama Felix dan seorang kepala sekuriti sekolah bernama Mulyadi berdebat.

Mulyadi menjelaskan bahwa kucing yang diduga dianiaya itu adalah kucing liar. Menurut Mulyadi, kucing itu sering main ke area sekolah dan sering diusir, namun kembali lagi.

"Pada hari itu niatnya Pak Felix ingin mindahin itu kucing keluar area sekolah, diangkat sama dia lehernya belakang itu seperti biasa angkat kucing. Cuma kucing itu berontak akhirnya berontak, pada waktu berontak saya nggak lihat. Saya waktu itu duganya itu darah kucing, tapi ternyata bukan, itu darah tangan dia yang terluka kena cakar robek sampai 4 jahitan memang," jelas Mulyadi saat dihubungi detikcom, Senin (22/3/2021).

Sampai akhirnya Mulyadi mengetahui bahwa ternyata kucing itu sempat ditekan lehernya oleh Felix. Mengetahui hal itu, Mulyadi kemudian menghardik Felix.

"Kalau tindakan saya kenapa seperti itu, naluri saya yang melihat kekesalan Pak Felix menginjak binatang. Bukan dijejak ya, kalau dijejak saya rasa langsung mati. Waktu itu cuma ditekan diinjak, karena diinjak lemas pingsan. Jadi saya minta untuk dilepaskan diangkat lagi. Jadi spontanitas di hati saya bertindak karena itu," paparnya.


Kucing Pingsan

Mulyadi menyebut bahwa kucing itu tidak mati dan cuma pingsan. Mulyadi mengetahui hal itu setelah diberi tahu oleh anggota sekuriti.

"Kucing itu hidup. Kenapa saya pastikan hidup? Sejak kejadian itu 10 menit kemudian kucing itu hilang. Rupanya dia sadar, nah esok harinya pagi-pagi dia ada di lokasi. Anggota saya yang piket siang ada yang lihat. Sampai Rabu kemarin yang sebelum viral itu Rabu-nya itu masih sempat diusir. Cuma dari sejak itu sampai detik itu saya belum temui lagi. Namanya kucing liar ya, apa dia pindah lokasi atau gimana. Tapi saya tegaskan sekali lagi, pada intinya itu binatang kucing hidup nggak mati," bebernya.

Mulyadi kemudian menyebutkan bahwa aksi yang dilakukan Felix spontanitas karena diserang kucing itu.

"Refleks itu refleks, karena saya lihat tangannya terluka. Jadi refleks dia emosi, dia keluar pada saat itu. Jadi biasanya kan kita cuman singkir-singkirin, nah itu sampai diangkat sama dia mau dipindahkan ke luar pagar ya, itulah yang terjadi," tuturnya.

Hingga saat ini polisi masih menyelidiki kasus tersebut. Polisi masih mendalami unsur pidana dalam kejadian itu.

Halaman 2 dari 3
(mea/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads