Kasus Kematian COVID DKI Naik, NasDem Anggap Satgas Kelurahan Lalai

Kasus Kematian COVID DKI Naik, NasDem Anggap Satgas Kelurahan Lalai

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Jumat, 19 Mar 2021 06:26 WIB
Bendahara Fraksi NasDem DKI Jakarta, Ahmad Lukman Jupiter
Foto: Ahmad Lukman Jupiter (Dok. Pribadi)
Jakarta -

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan kasus kematian akibat COVID-19 di Jakarta naik dari 1,6% menjadi 1,7%. NasDem DKI menyoroti kelalaian Satgas ditingkat kelurahan tidak aktif dalam memantau kesehatan warga.

"Selama ini Gugus Tugas sudah diberi tugas ditingkat kelurahan, kecamatan dan juga di situ ada Puskesmas, jadi sampai ada warga terlambat melapor menurut saya kinerja di tingkat Puskesmas maupun kelurahannya itu mereka kok bisa lalai dalam penanganan COVID-19," kata Bendahara Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta, Ahmad Lukman Jupiter kepada wartawan, Kamis (18/3/2021).

Jupiter mengatakan pandemi sudah berjalan satu tahun dan harus dijadikan pelajaran. Satgas, menurut Jupiter sudah mengikuti penyuluhan untuk menghadapi pandemi Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apalagi sudah satu tahun ini kan mereka sudah banyak belajar juga dari awal di masa pandemi ini dan juga banyak dari Gugus Tugas pusat dan banyak penyuluhan. Jadi menurut saya dari tingkat Puskesmasnya itu mereka agak lalai dalam hal ini," kata dia.

Jupiter menilai warga bukan terlambat melapor ketika sakit, namun hanya diam di rumah. Menurutnya Satgas kelurahan harus proaktif mengingatkan dan memantau kesehatan warga.

ADVERTISEMENT

"Sebenarnya warga bukan terlambat melapor, ketika ada yang sakit kadang mereka diam di rumah. Jadi mereka mungkin tidak tahu mungkin indikasinya itu karena COVID dianggap ini hanya sakit biasa. Jadi tombak eksekutif di kelurahan dan kecamatan ya camat dan lurah menurut saya dia harus proaktif bersinergi dengan RT dan RW-nya. Karena saya lihat di tingkat lurah dan kecamatan untuk komunikasi masih minim dalam hal itu, kontrolnya masih kurang," kata dia.

Jupiter kemudian menceritakan laporan masyarakat yang ditolak oleh RSUD. Dia meminta Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk mengevaluasi penolakan yang dilakukan oleh rumah sakit itu.

"Saya ingin mengkritisi gini, ini kisah nyata. Ada warga yang sakti kemudian ketiak mereka datang ke RSUD itu selalu ditolak dengan alasan kamar penuh. Nah ini juga mempengaruhi tingkat kematian. Mereka menyampaikan harus diperiksa paru-parunya tapi ruangan alat ini dilockdown, jadi mereka tidak membuka ruangan itu. Ini kan tidak boleh. Ini yang harus dievaluasi oleh Gubernur terhadap jajaran yang ada di Dinas Kesehatan. Mereka harus menyampaikan ke RUSD setiap warga mereka ketika datang melapor tolong dilayani dengan baik, itu akan mengurangi tingkat kematian," tutur Jupiter.

Simak video 'Vaksinasi di Istora Sudah Dibuka untuk Lansia Luar DKI':

[Gambas:Video 20detik]



Jupiter menekankan bahwa Satgas di kelurahan hingga RT dan RW harus dioptimalkan. Upaya tersebut menurut Jupiter adalah salah satu cara untuk menekan kematian akibat Corona.

"Dalam sisi kontrol untuk turun ke masyarakat dari kelurahan, kecamatan menurut saya mereka masih kurang proaktif dan ini terjadi. Apalagi ini PPKM, PPKM ini lingkupnya di RT/RW pokoknya Sudin Kesehatan harus serius turun ke bawah, komunikasikan dengan RT/RW. Saya yakin dengan langkah seperti ini akan menekan angka kematian COVID-19," katanya.

Pemprov DKI Jakarta sebelumnya melaporkan terjadi peningkatan terhadap angka kematian akibat COVID-19 dari 1,6% menjadi 1,7%. Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut kenaikan ini disebabkan lambatnya pemeriksaan dan penanganan warga bergejala COVID-19.

"Jadi memang ada penambahan tingkat kematian dari 1,6% menjadi 1,7%, (peningkatan) ada 0,1% disebabkan karena lambatnya pemeriksaan dari warga," kata Riza saat kepada wartawan, di Balai Kota Jakarta, Kamis (18/3/2021).

Dia menuturkan saat ini banyak warga yang memiliki gejala COVID-19 tapi enggan melaporkannya ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat. Padahal, hal tersebut bisa menyebabkan penanganan menjadi tertunda.

"Menurut data yang kami terima dari Dinkes disebabkan adanya, banyaknya yang terlambat respons gejala dalam tubuh, terlambat melaporkan sehingga penanganan jadi terlambat," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(lir/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads