Komandan Lapangan RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Letkol Laut Muhammad Arifin, menuturkan tingkat keterisian RS Darurat Wisma Atlet saat ini mengalami penurunan. Saat ini keterisian RSD Wisma Atlet 47,58 persen sehingga masih dapat menampung pasien gejala ringan hingga tanpa gejala.
"Hari ini terhitung tanggal 15 Maret pukul 06.00 kita di angka presentasi hunian di angka 47,58 persen. Jadi artinya ini suatu angka yang menggembirakan, dengan harapan kita memang ini akan turun dan turun terus. Mungkin ini juga ada efek dari program-program pemerintah yang saya pikir efektif," ujar Arifin dalam diskusi yang disiarkan di YouTube BNPB Indonesia, Senin (15/3/2021).
Arifin mengatakan, meskipun okupansi Wisma Atlet sudah melandai di angka 47,58 persen, dia berharap masyarakat tetap melaksanakan 3M. Awalnya kasus Corona sempat mengalami kenaikan drastis pasca libur Natal dan tahun baru, tetapi dengan melihat tren penurunan angka kasus Corona, Arifin menilai PPKM mikro cukup efektif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi PPKM skala mikro itu menurut kami sangat efektif, itu bisa dilaksanakan dengan baik di seluruh Indonesia, saya yakin itu bisa mengendalikan dengan ketat angka konfirmasi positif yang terjadi di Wisma Atlet. Tadi sudah melandai di angka 47,58 persen," ujarnya.
Lebih lanjut, Arifin juga menyampaikan perkembangan kapasitas Rumah Sakit Darurat di Wisma Pademangan yang menjadi tempat karantina bagi Pekerja Migran Indonesia dan WNA dari luar negeri. Ia mengatakan saat ini WNI atau WNA yang datang dari luar negeri akan dilakukan swab 2 kali dan diisolasi 5 hari.
"Harapannya dengan kebijakan pemerintah terbaru bahwa memang ada orang yang pulang dari negara luar baik itu WNA atau WNI yang kembali di lakukan 2 kali tes swab. Harapannya swab pertama negatif dan dalam waktu kurun 4 hari dilakukan swab lagi, harapannya yang terakhir diharapkan negatif sehingga sudah aman dan bisa kembali ke keluarga atau meneruskan perjalanan ke bagian dari Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut, Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19, Brigjen TNI (Purn) Alexander K Ginting, mengatakan saat ini pelacakan terus dilakukan petugas kontan tracer. Namun Alexander menyatakan Menkes Budi Gunadi Sadikin meminta petugas meningkatkan tes dengan metode genome sequencing untuk mendeteksi varian mutasi Corona.
"Tadi pagi Pak Menkes menyatakan ingin meningkatkan tes genome sequencing, dengan melakukan tes genome sequencing akan diketahui varian-varian dan mutasi mutasi yang ada di Indonesia," ujarnya.
"Ini penting karena mutasi tersebut berakibat berbeda karakter, berbeda virulensi dan berbeda cara penularan. Dan penularan mutasi ini tidak hanya menjadi milik ahli virologi, atau ahli epidemiologi, dokter-dokter, akademisi juga harus mempelajarinya karena ini berhubungan dengan diagnostik dan terapi," imbuhnya.
Lihat Video: Pelaksanaan PPKM Bisa Rem Sejumlah Kasus Aktif COVID-19
(yld/imk)