Viral Pasien COVID Dijemput Taksi ke Wisma Atlet, Pengelola Beri Penjelasan

Viral Pasien COVID Dijemput Taksi ke Wisma Atlet, Pengelola Beri Penjelasan

Isal Mawardi - detikNews
Selasa, 23 Feb 2021 14:39 WIB
Young girl using smart phone,Social media concept.
Ilustrasi media sosial (Foto: dok. Thinkstock)
Jakarta -

Beredar sebuah video yang menampilkan pengakuan seorang wanita positif COVID-19 yang diantar menggunakan taksi dari Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) menuju Wisma Atlet. Kesaksian itu ia paparkan dalam bentuk video berdurasi 4 menit 38 detik.

Dalam video yang beredar, tampak seorang wanita yang mengenakan pakaian berwarna putih. Wanita tersebut mengaku baru tiba di Indonesia dari luar negeri menggunakan pesawat.

"Aku sudah sampai di Indonesia, tadinya dikarantina di Hotel Wyndham, dan sudah dicek COVID, katanya positif, padahal aku Desember lalu udah pernah positif COVID, terus aku sebelum terbang kurang dari 72 jam itu udah tes, dua hidung, tenggorokan, PCR kan? Itu hasilnya negatif, tahu-tahu di Indonesia aku positif," ujar wanita tersebut dalam video yang dilihat detikcom, Selasa (23/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian wanita tersebut meminta tes PCR di klinik luar. Tes tersebut dimaksud sebagai pembanding.

"Aku minta PCR pembanding dari luar, tapi mereka nggak kasih, mereka nggak mau. Mereka pas udah debat-debat kan, aku nggak mau karantina sebelum dapat PCR pembanding, akhirnya debat-debat itu," kata wanita tersebut.

ADVERTISEMENT

Wanita itu mengaku pihak bandara menyuruhnya melakukan tes PCR Corona di Wisma Atlet karena sesuai prosedur. Namun kendaraan yang menjemput wanita itu di bandara untuk diantar ke Wisma Atlet adalah mobil taksi.

"Ternyata yang jemput itu taksi Avanza, dan aku itu sendiri. Makanya itu nggak tahu kerja sama sama Satgas atau Wisma Atlet, pas bayar parkir, aku tanya, 'Mas (sopir taksi) dari mana?' 'Dari Golden Bird', bawa aku yang katanya positif COVID sendirian," jelas wanita itu.

Setelah sampai, wanita itu nego dengan pihak Wisma Atlet. Intinya, wanita itu diarahkan untuk tes PCR Corona ke salah satu hotel di Jakarta.

Namun wanita itu mengaku tak bisa langsung swab, melainkan harus karantina selama lima hari. Sehingga, selain membayar tes PCR, wanita itu mengaku harus membayar biasa isolasi di hotel selama lima hari.

Saat dimintai konfirmasi, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta, Darmawali Handoko, mengatakan pihak yang mesti memberikan pernyataan terkait penggunaan taksi adalah dari Kemenkes maupun dari pihak Wisma Atlet. Darmawali merasa tak memiliki wewenang berkomentar.

"Bukan di kita yang jawab, karena kita kan cuma screening, (jika pasien) sudah di hotel, wewenang Gugus Tugas pusat itu. Jadi kalau saya jawab, bukan itu (wewenang) saya," tambah Darmawali.

Darmawali juga tak memberikan keterangan soal alasan pasien tidak diperbolehkan swab di lain tempat. "Yang ngomong itu (harusnya) dari Gugus Tugas pusat," jelasnya.

detikcom sudah menghubungi juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito. Namun hingga berita ini ditulis, Wiku belum membalas panggilan telepon maupun pesan singkat detikcom.

Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian angkat bicara. Ia memastikan tidak ada kerja sama antara taksi dan Wisma Atlet soal antar-jemput pasien COVID-19 di Bandara Soekarno-Hatta.

"Oh iya, nggak ada (kerja sama taksi dengan Wisma Atlet), masak langsung taksi ke situ, kan nggak mungkin," tutur Aris.

Baca selengkapnya di halaman berikutnya>>>

Lihat juga Video: Terjebak Banjir, Pasien Covid-19 di Bekasi Dievakuasi

[Gambas:Video 20detik]



Aris menambahkan pasien yang sudah dirawat dilaporkan ke Wisma Atlet tidak diperkenankan mengikuti tes di luar Wisma Atlet. Hal itu, kata Aris, sudah sesuai dengan prosedur.

"Kalau dia sudah di Wisma Atlet, dan mau keluar, ya Wisma Atlet pasti melaranglah. Nanti kalau terjadi apa-apa, kan nggak bisa tanggung jawab," jelas Aris.

"Kecuali dia sudah tes di luar, ternyata dia positif. Nah data itu dibawa ke Wisma Atlet, kan nanti Wisma Atlet merekomendasikan apa, tapi kalau dia sudah di Wisma Atlet dan minta (tes) di luar lagi, ya nggak bisa lagi, harus ikuti prosedur Wisma Atlet," lanjutnya.

Pejabat Humas RS Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Letkol Laut Muhammad Arifin juga menanggapi video yang sudah tersebar di aplikasi perpesanan itu. Arifin mengatakan wanita dalam video itu diarahkan ke Wisma Atlet Pademangan.

"Kita telusuri sih, kita bantu telusuri, intinya orang itu tidak koperatif sejak awal datang, bahkan kita bisa telusuri, hasil lab dari UI, labnya UI itu tidak percaya kalau positif," jelas Arifin.

Arifin menambahkan telah berkomunikasi dengan wanita tersebut via telepon. Alasan taksi yang digunakan untuk menjemput wanita itu adalah masalah keterbatasan armada.

"Jadi (jumlah) ambulans itu terbatas," ucap Arifin.

Meski begitu, operasi taksi sesuai dengan protokol kesehatan. Bahkan sopir taksi, kata Arifin, menggunakan alat pelindung diri (APD).

Selain itu, Arifin menanggapi terkait masalah tes swab pembanding. Arifin menyatakan prosedur dari Kementerian Kesehatan tidak memperbolehkan pasien untuk tes Corona pembanding di klinik/rumah sakit luar.

"Aturan Satgas kan demikian. Tempat swab kan sudah ditunjuk Kemenkes," lanjutnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads