.webp)
Rumah Kebanjiran
Kepedulian Ferry dalam upaya menekan Covid-19 di wilayahnya sangat tinggi. Ia merasa bertanggung jawab penuh akan keselamatan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan ketika rumahnya di Halim, Makasar, Jaktim, kebanjiran, Ferry memilih berdinas. Padahal sang istri memerlukan bantuan untuk evakuasi barang-barang.
"Rumah saya banjir Sabtu lalu itu. Rumah saya kebanjiran, jadi pulang jam 01.00 malam, jam 02.30 WIB saya terbangun karena air sudah naik ke jalan. Sampai-sampai jam 09.00 sudah selutut," kata Ferry.
Pagi itu Ferry berangkat dinas meski rumahnya kebanjiran. Dia harus buru-buru sampai kantornya karena mendengar ada ibu-ibu mau berkumpul menggelar arisan.
"Akhirnya karena saya dapat telepon dari Pak RW rencana siang ada arisan ibu-ibu PKK, saya berangkat jam 09.30 WIB, anak istri saya bawa ke rumah orang tua, saya berangkat ke kantor. Saya takut juga kalau ada klaster lagi kan, padahal kita sudah berusaha keras agar jadi zona hijau," tuturnya.
Ferry kemudian mendatangi ibu-ibu yang akan menggelar arisan itu. Ia kemudian mengimbau agar ibu-ibu tidak kumpul.
'Ya alhamdulillah ibu-ibu mau dengerin," tuturnya.
Saat ini RW 04 Kelurahan Kebon Kelapa, Gambir, Jakpus sudah jadi zona hijau. Angka COVID-19 di kelurahan tersebut sudah nol kasus.
Tapi bukan berarti tugas Ferry berhenti begitu saja. Ia terus memberikan imbauan warga untuk menjalankan prokes hingga rutin melaksanakan penyemprotan disinfektan untuk mencegah munculnya kembali COVID-19 di RW 04 Kelurahan Kartini.
Kisah Isolasi Warga
Anggota Bhabinkamtibmas lainnya, Bripka Parmudji juga menjadi salah satu garda terdepan di Kampung Tangguh di RW 03 Kelurahan Kartini, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Parmudji menceritakan upayanya bersama stakeholder untuk menekan angka Covid-19 di RW 03 hingga menjadi zona hijau.
"Setelah terbentuknya wilayah Kampung Tangguh Jaya, kami melaksanakan kegiatan penegakan protokol kesehatan, namun dengan pembagian masker, penyemprotan, kita pantau warga yang laksanakanisoman, disamping itukta membuat inovasi, di situlah kita timbul inovasi dengan deliveryisoman. Deliveryisoman ini kita bantu warga kami dengan berikan makanan siap saji, makan siang dan sore juga berikan sembako ke warga yangisoman," kataParmudji.
 Anggota Bhabinkamtibmas Bripka Parmuji melakukan delivery isoman Foto: Dok. Istimewa |
Mengenai isoman, Parmudji punya cerita sendiri. Saat itu dia sempat kesulitan mencarikan rumah sakit untuk isolasi warga yang terpapar Covid-19, mengingat rumahnya tidak memungkinkan untuk isolasi.
"Jadi pernah ada yang perlu isolasi, namun rumahnya sempit, ukuran 3x4 meter dan penghuninya itu ada 8 orang," kata Parmudji.
Parmudji kemudian telpon sana-sini mencarikan tempat untuk isolasi warga tersebut. Setelah 2 jam, warga tersebut akhirnya dibawa ke sebuah hostel.
"Kita koordinasi Puskesmas dan Lurah Kartini untuk usahakan tempat untuk isolasi mandiri, alhamdulillah dengan waktu 2 jam mendapat tempat, kebetulan wilayah kami juga ada hostel yang dibuat untuk isoman waktu itu, jadi kita dapat tempat di hostay di Mangga Besar. Waktu itu dikhususkan untuk yang OTG untuk isolasi, yang menyediakan dari Pemprov," tutur Parmudji.
(mea/fjp)
