Usai Gempa di Sulbar, 60 Titik Longsor Telah Dibersihkan

Usai Gempa di Sulbar, 60 Titik Longsor Telah Dibersihkan

Abdy Febriady - detikNews
Sabtu, 27 Feb 2021 19:32 WIB
Pekerjaan Dinas PUPR Sulbar usai gempa Sulbar. (Abdy Febriady/detikcom)
Pekerjaan Dinas PUPR Sulbar setelah gempa Sulbar. (Abdy Febriady/detikcom)
Mamuju -

Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat membersihkan sekitar 60 titik longsor yang tersebar di Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju. Pekerjaan setelah gempa Sulbar ini belum selesai.

Longsor terjadi setelah guncangan gempa bumi berkekuatan 6,2 Magnitudo, yang berpusat di Kabupaten Majene, Jumat (15/1).

"Ada 60 lebih titik longsor yang telah dibuka di dua kabupaten, Mamuju dan Majene," kata Kepala Dinas PUPR Sulbar Muh Aksan melalui rilis yang diterima wartawan, Sabtu (27/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari jumlah tersebut, diketahui, ada sedikitnya 46 titik longsor yang memutus akses jalan di Desa Salutambung dan Desa Urekan, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene. "Sebelumnya ada juga lima titik longsor di jalan poros Kabupaten Majene-Mamuju. Seperti yang kita lihat sekarang, jalan itu sekarang sudah bisa digunakan masyarakat," ungkap Aksan.

Selanjutnya, kata Aksan, saat ini pihaknya dibantu personel TNI, relawan, dan warga masih berupaya membersihkan titik longsor yang memutus akses jalan di Desa Rante Doda, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju. "Sudah ada empat titik longsor yang menutup akses jalan ke desa tersebut berhasil dibersihkan," terangnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, pihaknya membutuhkan waktu tambahan untuk membersihkan titik longsor yang memutus akses jalan di Desa Bela-Kopeang, Kecamatan Tapalang.

"Pengerjaan jalan di wilayah ini tidak dapat dilakukan secara darurat, tidak bisa diselesaikan dalam satu atau dua bulan. Kalau Bela Kopeang lebih parah, masih panjang, masih ada 20 kiloan yang belum rampung," beber Aksan.

Pekerjaan Dinas PUPR Sulbar usai gempa Sulbar. (Abdy Febriady/detikcom)Pekerjaan Dinas PUPR Sulbar pascagempa Sulbar. (Abdy Febriady/detikcom)

Selanjutnya, proyek memperbaiki jalan Desa Bela-Kopeang butuh bertahun-tahun:

Bahkan diakuinya, penanganan titik longsor yang memutus akses jalan di Desa Bela-Kopeang, membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun.

"Dikerjakan secara reguler dan multi-years, mulai penyusunan perencanaan hingga pelaksanaannya. Butuh perencanaan matang, perencanaan saja, bisa mencapai 8 bulan baru dinilai matang dan siap," imbuh Aksan.

Aksan berharap saat ini bisa terbangun koordinasi dan kerja sama antara Pemprov dan Pemkab dalam penanganan jalan yang tertutup longsor agar dapat diselesaikan lebih cepat.

"Apalagi yang lebih mengenal medan itu pihak kabupaten karena jalannya berstatus jalan kabupaten," tutupnya.

Halaman 2 dari 2
(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads