Jaringan komunikasi di Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), belum benar-benar pulih setelah terjadi gempa bumi pada medio Januari lalu. Jaringan komunikasi dibutuhkan warga sebagai sarana komunikasi hingga untuk proses belajar-mengajar daring (online).
Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar menyalurkan bantuan 2 unit access point dan antena penguat sinyal di Majene, Sulbar.
"Access point dan antena penguat sinyal ini dirakit oleh tim relawan mahasiswa untuk membantu siswa-siswi di lokasi pengungsian gempa Majene agar terap bisa melakukan sekolah daring. Di samping itu, diharapkan access point dan penguat sinyal ini bisa membuka isolasi komunikasi yang selama ini terjadi di dua lokasi shelter pengungsi tersebut," kata Dekan FTI UMI Makassar, Zakir Sabara, kepada wartawan, Selasa (23/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bantuan ini berasal dari Forum Komunikasi Organisasi Masyarakat Indonesia (Forkomasi) Korea Selatan dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) se-Sulawesi Tengah. Kebutuhan alat bantu komunikasi tersebut lalu dirakit mahasiswa FTI UMI Makassar.
Zakir menjelaskan, tahap akhir ini berupa 2 unit access point dan antena penguat sinyal untuk dua lokasi shelter pengungsi di Dusun Tamarimbi dan Dusun Kabiraan, Desa Kabiraan, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulbar.
![]() |
Dalam setiap access point dan antena penguat ini terdiri dari beberapa komponen yang diklaim mampu mengalirkan sinyal komunikasi yang baik bagi warga Sulbar.
"Antara lain 1 set penguat sinyal tenaga surya, repeater sebagai penangkap jaringan, Modem Telkomsel Orbit sebagai penyedia layanan internet gratis, Wireless outdoor sebagai access point penyebar sinyal Wi-Fi dari modem, dengan jarak jangkauan 10 km," jelasnya.
Tak hanya itu, siswa juga bisa mendapatkan layanan Wi-Fi internet gratis selama melakukan proses belajar-mengajar via daring di tengah pandemi COVID-19. Selain sebagai penguat sinyal, alat ini juga menyediakan colokan listrik yang bisa untuk mengisi daya ponsel.
"Satu set antena portabel, panel surya kapasitas 100 watt sebagai penyedia power untuk repeater dan wireless outdoor serta bisa untuk charger handphone," terangnya.
Alat ini sudah diberangkatkan dari Makassar ke dua dusun di Sulbar tersebut sejak Senin (22/2) malam. Begitu tiba di lokasi masing-masing, alat ini langsung dipasang.
(jbr/jbr)