SBY Turun Gunung Saat Manuver Kudeta Mengintai Sang Putra

Round-Up

SBY Turun Gunung Saat Manuver Kudeta Mengintai Sang Putra

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 26 Feb 2021 05:30 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato refleksi akhir tahun di JCC, Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Foto: SBY (Agung Pambudhy)
Jakarta -

Isu kudeta kepemimpinan Partai Demokrat (PD) juga mengusik telinga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Buktinya, SBY sampai 'turun gunung' demi memberikan pernyataan seputar isu kudeta Demokrat.

Melalui sebuah video berdurasi sekitar 40 menit, SBY berbicara secara gamblang terkait isu kudeta, yang menurutnya sudah menjadi gerakan. Jika mendengar pernyataan SBY, ada satu tokoh dari luar internal PD yang paling sering dia ucapkan, yang tak lain adalah Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.

Seperti diketahui, isu kudeta Demokrat diembuskan sendiri oleh partai berlambang mirip logo mercy itu pada awal Februari 2021. Isu kudeta terhadap kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu kemudian bergulir hingga tercetus wacana kongres luar biasa (KLB).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Partai Demokrat, bukan tanpa alasan mengapa SBY sampai turun gunung untuk merespons isu tersebut. PD menyebut SBY, selaku Ketua Majelis Tinggi PD, memiliki kewenangan strategis terkait wacana KLB.

"Beliau adalah sesepuh dan pendiri Partai Demokrat. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai yang memiliki peran dan kewenangan sangat strategis terkait isu KLB abal-abal ini," kata Wasekjen PD Ossy Dermawan kepada wartawan, Kamis (25/2/2021).

ADVERTISEMENT

Disebutkan bahwa KLB di Partai Demokrat bisa dilakukan jika telah mendapatkan persetujuan Ketua Majelis Tinggi. Begitu aturan main yang menurut Ossy berlaku di PD.

"Jadi pandangan beliau dalam arahan tersebut bahwa GPK (gerakan pengambilalihan kepemimpinan) PD sebagai sesuatu yang harus dilawan oleh Partai Demokrat menandakan KLB yang diusahakan oleh oknum GPK PD ini ilegal dan tidak sesuai dengan aturan main partai kami," sebut Ossy.

Ketua Badan Pembina Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) PD, Herman Khaeron juga menjelaskan alasan SBY sampai turun gunung menanggapi wacana KLB. Penjelasan yang dikemukakan Herman juga serupa dengan Ossy.

"Pak SBY adalah penggagas, pendiri, dan saat ini sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai," ucap Herman

"Beliaulah yang membesarkan Partai Demokrat, dan urgensinya turut bicara adalah untuk menjawab dan meluruskan ocehan para pelaku GPK PD yang penuh fitnah, adu domba, dan melanggar etika berpolitik, serta menegaskan bahwa Ketum AHY dan DPP PD sudah dalam perjuangan yang benar," sambungnya.

Simak video '5 Reaksi Tegas SBY Jawab Isu Kudeta Demokrat':

[Gambas:Video 20detik]



Bagaimana pernyataan SBY merespons isu kudeta Demokrat? Simak di halaman berikutnya.

Secara singkat, setidaknya ada 5 poin yang disampaikan SBY perihal isu kudeta terhadap kepemimpinan AHY, yang tak lain adalah putranya. Pertama, SBY menegaskan bahwa Partai Demokrat tidak akan dijual, berapa pun uang yang ditawarkan.

Kedua, titah SBY untuk mengusir kader internal yang terlibat isu kudeta Demokrat. Ketiga, soal nama-nama yang diyakini SBY dicatut terkait isu kudeta. Ada nama Menko Polhukam Mahfud Md, Menkum HAM Yasonna H Laoly, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kepala BIN Budi Gunawan.

Nah, poin keempat dan kelima kemudian menjadi berkepanjangan. Poin keempat, yakni SBY menilai Moeldoko tidak memiliki integritas seperti yang dimiliki Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kelima, apa yang dilakukan Moeldoko terhadap Partai Demokrat merugikan nama baik Presiden Jokowi.

"Secara pribadi, apa yang dilakukan Moeldoko adalah di luar pengetahuan Presiden Jokowi. Saya juga yakin bahwa Presiden Jokowi miliki integritas yang jauh berbeda dengan perilaku pembantu dekatnya itu," tutur SBY, seperti dalam video.

"Partai Demokrat justru berpendapat apa yang dilakukan Moeldoko tersebut sangat mengganggu, merugikan nama baik beliau (Jokowi)," imbuhnya.

Moeldoko sendiri sudah merespons pernyataan SBY. Moeldoko awalnya mengira polemik isu kudeta Demokrat sudah usai.

"Memang belum selesai di Demokrat? Saya pikir sudah selesai dan saya nggak ngikutin tuh ya," ujar Moeldoko kepada wartawan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (25/2).

Yang patut dicermati, Mantan Panglima TNI itu seperti menyampaikan peringatan. Moeldoko meminta agar tidak ada pihak yang menekannya.

"Jadi janganlah menekan saya. Saya diam, saya menekankan, dan saya ingin mengingatkan semuanya, karena saya bisa, sangat mungkin, melakukan apa itu, langkah-langkah yang saya yakini," tegas Moeldoko.

"Jadi, saya berharap, jangan menekan saya, karena seperti tadi saya katakan, saya tidak tahu situasi itu. Saya pesan seperti itu saja, karena saya punya hak, seperti apa yang saya yakini. Itu aja," sambung dia.

Halaman 2 dari 2
(zak/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads