Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan prihatin gara-gara ikan pari raksasa yang tengah hamil dicincang warga di Penukal Abab Lematang Ilir (Pali). Soalnya, ikan pari itu merupakan satwa langka yang dilindungi.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sumatera Selatan Martialis Puspito menyebut warga belum begitu paham jika ikan itu adalah satwa yang dilindungi. Akhirnya, ikan pari tersebut dicincang, dimakan, bahkan dijual.
"Kita turut prihatin, masyarakat belum paham pari sungai raksasa adalah satwa yang langka yang dilindungi. Mungkin karena kurangnya sosialisasi dan edukasi," kata Martialis Puspito, Sabtu (13/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan Martialis mengatakan, yang lebih memprihatinkan lagi, saat dicincang, warga menemukan empat ekor anak pari yang berada di perut sang pari sungai raksasa tersebut.
"Yang kita lebih prihatinkan lagi, satu generasi habis dalam sekejap, terkait adanya empat ekor anak di dalam perut sang ibu pari sungai raksasa. Bayangkan jika keempat ekor anak pari itu bisa hidup dan berkembang biak, kemungkinan habitat satwa langka tersebut akan semakin bertambah," katanya.
Setelah kejadian ini, Martialis menyebut pihaknya ke depan akan mendatangi lokasi tempat ditemukannya ikan pari yang mungkin berjenis pari sungai raksasa (Himantura polylepis) yang habitatnya di Sungai Musi dengan status dilindungi tersebut.
"Kita nantinya, akan berkunjung langsung untuk memberikan sosialisasi serta edukasi, baik di tiap kecamatan maupun ke desa-desa, bersama tokoh masyarakat dan tokoh adat yang berada tidak jauh tempat pari sungai raksasa tersebut ditemukan," ungkapnya.
Selanjutnya, soal peristiwa pencincangan ikan pari:
Lihat juga Video: BKSDA Jateng Pantau Kandang Taman Satwa Taru Jurug
Sebelumnya, ikan pari sungai raksasa itu ditangkap warga di pinggiran Sungai Lematang, Kamis (11/2). Ikan yang disebut berbobot 150 kg itu tersangkut di kail tajur pancing warga di pinggiran Sungai Lematang.
Setelah diangkat ke daratan, ikan tersebut menjadi tontonan warga setempat. Ikan tersebut terlihat dipotong dan dibagi-bagi ke warga.
Kades Sedupi, Amran, membenarkan ikan tersebut ditangkap warga. Dia mengatakan ikan itu tertangkap saat warga memancing di pinggir sungai.
"Benar, ada warga kami yang mendapat ikan pari berukuran jumbo saat memasang tajur pancing di pinggiran Sungai Lematang," ujar Amran.
Ikan itu, katanya, kerap didapati warga setiap tahun seusai musim hujan ketika air Sungai Lematang surut. Dia mengatakan ikan itu selalu dicincang warga.
"Memang ikan pari itu dari Sungai Lematang. Setiap tahun pasti ada saja warga yang mendapat saat air surut usai musim hujan," kata Amran.
"Hasil pancingan ini tentu dimakan warga. Hasilnya kadang dibagikan, bisa dijual. Yang enak itu dijadikan ikan asin atau balur," sambungnya.