Tanda Tanya Anomali Autothrottle Sriwijaya Air Sebelum Jatuh ke Air

Round-Up

Tanda Tanya Anomali Autothrottle Sriwijaya Air Sebelum Jatuh ke Air

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 11 Feb 2021 06:00 WIB
Menhub dan Panglima TNI mengecek serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang masih berada di Pelabuhan JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kep Seribu, Jakarta. (Foto: Pradita Utama)
Jakarta -

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyinggung anomali pada tuas pengatur tenaga mesin atau autothrottle Sriwijaya Air SJ182 sebelum terjatuh ke laut. Namun autothrottle mana yang rusak dari pesawat bernomor registrasi PK-CLC ini masih tanda tanya.

Dalam laporan awal KNKT, disebutkan bahwa autothrottle Sriwijaya Air SJ182 sebelah kiri bergerak mundur sebanyak 3 kali. KNKT belum bisa memastikan apakah autotrottle bagian kiri yang rusak karena autotrottle sebelah kanan juga mengalami anomali.

"Saat ini memang yang kita ketahui autothrottle kiri bergerak mundur, tetapi apakah ini yang rusak yang kiri, kita belum tahu karena dua-duanya menunjukkan sikap yang berbeda atau artinya dua-duanya mengalami anomali," ungkap Kepala Sub-Komite Investigasi Keselamatan Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo, dalam jumpa pers secara virtual, Rabu (10/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KNKT belum mengetahui autothrottle bagian mana yang rusak. Sebab, keduanya mengalami anomali.

"Anomali untuk yang kiri adalah dia mundurnya terlalu jauh, sedangkan yang kanan dia benar-benar tidak bergerak seperti macet. Jadi kita tidak tahu sebenarnya yang rusak yang kiri atau kanan. Inilah yang kita tidak bisa menjelaskan sampai hari ini apakah ada kerusakan autothrottle," kata Nurcahyo.

ADVERTISEMENT

Autothrottle Sriwijaya Air SJ182 ini juga terkait dengan 13 komponen lain. Dengan demikian KNKT belum dapat memastikan bagian mana maupun komponen mana yang mengalami kerusakan.

"Jadi mengapa anomali yang terjadi di dalam throttle ini yang muncul yang terlihat, penyebabnya komponen yang mana kami belum bisa menentukan karena ada 13 komponen yang terkait terhadap gerakan dari autothrottle," kata Nurcahyo.

KNKT juga belum bisa menyimpulkan mengapa pilot Sriwijaya Air SJ182 tidak memulihkan kendali pesawat atau recovery saat pesawat mulai menurun masih misterius. Sebab, memori dalam cockpit voice recorder (CVR) belum ditemukan.

"Ini juga pertanyaan saya. Mudah-mudahan kalau nanti cockpit voice recorder sudah ditemukan, kita bisa mendapatkan jawaban kira-kira apa yang terjadi di kokpit, bagaimana diskusi antar pilot dan apa yang mereka lakukan," ujar Nurcahyo.

"Apa yang terjadi, kami tidak tahu. Jadi, kami belum bisa menjawab masalahnya apa," katanya.

Pesawat Sriwijaya Air SJ182 ini jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, pada tanggal 9 Januari 2021. Penerbangan ini diawaki oleh 2 pilot, 4 awak kabin, dan membawa 56 penumpang.

Tonton video 'Autothrottle Sriwijaya Air SJ182 Sempat 2 Kali Tak Berfungsi':

[Gambas:Video 20detik]



Bagaimana detik-detik terakhir penerbangan Sriwijaya Air SJ182 sebelum terjatuh? Simak di halaman selanjutnya...

Detik-detik terakhir penerbangan terekam dalam flight data recorder (FDR) yang telah ditemukan. Dari pengunduhan FDR, ada data sebanyak 370 parameter selama 27 jam yang terdiri atas 18 penerbangan. Itu termasuk penerbangan Sriwijaya Air SJ182 Jakarta-Pontianak.

Berikut detik-detik terakhir rekaman FDR Sriwijaya Air SJ182:

Pukul 14.36 WIB

Pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC itu lepas landas. Penerbangan diawaki oleh 2 pilot, 4 awak kabin, dan membawa 56 penumpang.

Setelah tinggal landas, pesawat terbang mengikuti jalur keberangkatan yang sudah ditentukan sebelumnya (ABASA 20). Data FDR merekam sistem autopilot aktif (engage) di ketinggian 1.980 kaki.

Pada saat melewati ketinggian 8.150 kaki, throttle sebelah kiri bergerak mundur (tenaga berkurang). Sementara itu, throttle sebelah kanan tetap.

Pukul 14.38.51 WIB

Pilot sempat meminta kepada air traffic controller (ATC) untuk berbelok ke arah 075 derajat karena kondisi cuaca dan diijinkan. ATC memperkirakan perubahan arah akan mengakibatkan SJ182 bertemu pesawat lain maka ATC meminta SJ182 berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki.

Pukul 14.39.47 WIB

Pesawat mulai berbelok ke kiri ketika melewati 10.600 kaki dengan arah pesawat berada di 046 derajat. Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali bergerak mundur sedangkan yang kanan tetap.

Pukul 14.39.59 WIB

ATC memberi instruksi ke pilot untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki dan dijawab oleh pilot. Ini adalah komunikasi terakhir dari SJ182 yang terekam di ATC Bandara Soekarno-Hatta. Setelah komunikasi ATC dan pilot terputus, petunjuk selanjutnya adalah dari FDR.


Pukul 14.40.05 WIB

FDR merekam ketinggian tertinggi yaitu 10.900 kaki. Selanjutnya pesawat mulai turun, autopilot tidak aktif (disengage) ketika arah pesawat di 016 derajat, sikap pesawat pada posisi naik (pitch up), pesawat miring ke kiri (roll). Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri berkurang sedangkan yang kanan tetap.

Pukul 14.40.10 WIB

FDR mencatat autothrottle tidak aktif (disengage) dan sikap pesawat menunduk (pitch down)

Pukul 14.40.30 WIB

Sekitar 20 detik kemudian, FDR berhenti merekam data.


KNKT juga memastikan Sriwijaya Air SJ182 tidak melewati area awan berbahaya sebelum terjatuh. Simak di halaman selanjutnya...


KNKT memastikan pesawat Sriwijaya Air SJ182 tak melewati area awan yang berbahaya saat jatuh. Data mengenai cuaca di sekitar rute terbang Sriwijaya SJ182 didapat KNKT dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Dari data cuaca yang kami peroleh dari Badan Meteorologi , Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menunjukkan bahwa pergerakan pesawat yang diperoleh datanya dari data ADSB (Automatic Dependent Surveillance-Broadcast) menunjukkan bahwa pesawat ini tidak melalui area dengan awan yang signifikan," jelas Nurcahyo.

Nurcahyo juga menuturkan Sriwijaya Air SJ182 tak melewati area awan hujan, juga tak melewati area awan yang berpotensi menimbulkan guncangan. "Dan bukan area awan hujan, juga tidak berada di in cloud turbulence atau di dalam awan yang berpotensi menimbulkan guncangan," jelas Nurcahyo.


Lalu, bagaimana soal data perawatan pesawat ini?

KNKT menerangkan, pada tanggal 25 Desember 2020 ditemukan petunjuk kecepatan (mach/airspeed indicator) di sebelah kanan rusak sehingga dimasukkan dalam penundaan perbaikan (DMI). Indikator ini kemudian diganti pada tanggal 4 Januari 2021, sehingga DMI ditutup.

Dari temuan awal data perawatan Sriwijaya Air SJ182, tanggal 3 Januari 2021, pilot melaporkan tuas pengatur tenaga mesin, dalam hal ini autothrottle, tidak berfungsi dan dilakukan perbaikan dengan hasil baik.

Kemudian, tanggal 4 Januari 2021, autothrottle dilaporkan kembali tidak berfungsi dan kembali masuk ke dalam DMI. Perbaikan dilakukan dengan hasil baik tanggal 5 Januari 2021 dan DMI ditutup.

"Setelah tanggal 5 Januari ini, tidak ditemukan catatan adanya DMI di buku perawatan pesawat atau aircraft maintenance log sampai dengan tanggal kecelakaan 9 Januari 2021," ujar Nurcahyo.


Saat ini, operasi SAR pencarian Sriwijaya Air SJ182 sudah dihentikan. Tetapi, memori dalam CVR masih dicari untuk investigasi.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads