Anggota DPR Minta Kemendikbud Buat Kode Etik Penggunaan Nama di Buku Pelajaran

Anggota DPR Minta Kemendikbud Buat Kode Etik Penggunaan Nama di Buku Pelajaran

Eva Safitri - detikNews
Rabu, 10 Feb 2021 19:51 WIB
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira
Andreas Hugo Pareira (Dok. Facebook)
Jakarta -

Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP, Andreas Hugo Pareira, menyayangkan kasus serupa dengan penggunaan kata Mega-Anies di buku pelajaran terulang. Kali ini, menyebut nama Ganjar dengan kalimat 'Pak Ganjar tak pernah bersyukur'.

"Kasus viral soal ujian di SMP Cipete Jakarta yang menggunakan nama Mega dan Anies nampaknya berulang pada kasus soal pada buku agama yang menggunakan nama Ganjar, untuk contoh soal yang bertendensi pencitraan negatif terhadap orang yang bernama Ganjar," kata Andreas, kepada wartawan, Rabu (10/2/2021).

Andreas menilai ada satu cara untuk menghindari kasus serupa. Caranya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membuat kode etik penggunaan nama, baik di buku pelajaran, soal, maupun materi pendidikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengenai kasus seperti ini agar tidak berulang, dan bertendensi politis, atau bertendensi intoleran, negatif radikalisme, Kemdikbud perlu mengatur kode etik untuk penggunaan nama dalam penulisan buku, penyusunan soal atau penyusunan materi pendidikan," ujarnya.

Aturan terkait penggunaan nama itu, kata Andreas, juga untuk mencegah kepentingan politik. Lebih lanjut, dia meminta pembuat soal diberikan sanksi.

ADVERTISEMENT

"Ini penting, agar sekolah, lembaga pendidikan, tidak dijadikan sebagai ajang kepentingan politik, ajang penyebaran nilai intoleran, negatif radikalisme yang mempengaruhi dan merusak nalar kognisi peserta didik," ucapnya.

"Ini agar bahan bacaan atau soal ujian atau sejenisnya dengan kecenderungan politis, intoleran atau negatif radikalisme bisa dibatalkan penggunaannya dan penulis/pembuat soal diberikan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku," lanjut Andreas.

Seperti apa soal yang mengaitkan nama Ganjar. Simak di halaman berikutnya.

Foto pertama yaitu soal nomor 9 yang berbunyi:
Walaupun mendapatkan rezeki yang banyak, Pak Ganjar tidak pernah bersyukur dengan menyembelih hewan kurban pada hari Idul Adha. Pak Ganjar termasuk orang yang
a. beruntung
b. beriman
c. rugi
d. sukses

Kemudian soal berikutnya yang juga bernomor 9 berbunyi:
Meskipun sudah mendapatkan rezeki yang banyak, Pak Ganjar tidak pernah bersyukur. Sebagai orang Islam, ia pun tidak pernah melaksanakan salat. Pak Ganjar termasuk orang yang
a. beruntung
b. beriman
c. bangkrut
d. rugi

Netizen berspekulasi hal itu ada hubungannya dengan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, karena sebelumnya juga sempat ramai soal yang menyebut nama Anies dan Mega.

Saat dimintai tanggapan, Ganjar mengatakan dirinya juga sempat kaget. Namun, menurutnya, perlu ada klarifikasi lebih jauh terkait soal tersebut.

"Buku dari Tiga Serangkai itu, ya? Saya sih nanti biar dicek temen-temen untuk klarifikasi dulu saja siapa yang nulis, benar tidak, motifnya apa. Biar tidak jadi keributan," kata Ganjar usai acara hari Pers Nasional di Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Selasa (9/2/2021).

"Nggak tahu ya (kalau dihubungkan dengan politik)," imbuhnya.

Dia juga menilai kemungkinan soal itu berupa kritik bagi orang bernama Ganjar agar rajin ibadah.

"Mungkin kritikan buat saya. Salat harus kenceng, kalau Idul Adha harus sembelih sapi. Mungkin penulisnya memberi kritik untuk yang namanya Ganjar, tapi kan Ganjar-nya banyak," ujar Ganjar Pranowo.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads