Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan sistem ganjil genap Bogor masih akan dilakukan pekan depan pada Jumat-Minggu yang bertepatan dengan tahun baru Imlek. Bima Arya pun menegaskan perayaan Imlek dilakukan terbatas dengan menaati protokol kesehatan.
"Kita Jumat, Sabtu, Minggu (pekan depan) berlaku ganjil genap dan masih memberlakukan pelarangan ketat terhadap aktivitas sosial. Nggak bisa, tidak akan ada perayaan besar di Kota Bogor, tidak akan ada (Cap Go Meh)," kata Bima, di sekitar Gerbang Tol Bogor I, Kota Bogor, Minggu (7/2/2021).
Bima menambahkan perayaan hari raya Imlek 2021 dimungkinkan untuk dilakukan secara online. Dia pun mengatakan sistem ganjil genap Bogor dilakukan untuk menekan laju penyebaran virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalaupun dilakukan (perayaan Imlek dilakukan) secara terbatas, protokol kesehatan tapi formatnya nanti akan kita komunikasikan dengan panitia, seperti apa. Mungkin secara online, mungkin," tambahnya.
Dari pemberlakuan ganjil genap Bogor ini, Bima menerangkan aktivitas warga berkurang. Politikus partai PAN ini mengatakan ada sekitar 56 ribu kendaraan yang menuju Kota Bogor pada Minggu (31/1) lalu.
Hari ini, sambungnya, ada 46 ribu kendaraan yang menuju Kota Bogor. "Ya sampai sore tadi jadi berkurang 10 ribu. Kita trennya makin melandai, ya. Jadi saya kira 2 hari ini kita lihat pengurangan jumlah kendaraan dan mobilitas warga yang cukup signifikan," imbuhnya.
Bima pun tak menampik dari pemberlakuan ganjil genap ini membuat penurunan jumlah pengunjung di beberapa sektor perekonomian. Meski begitu, Bima menegaskan ganjil genap diberlakukan karena Kota Bogor belum bisa menerapkan lockdown.
"Betul, saya tadi ke Jungle, itu drop sekali. Yang biasanya 500 orang, tadi baru 200 (pengunjung), ya. Demikian pula hotel, drop sekitar 30 persen. Tapi saya kunjungi tadi saya minta pengertian pemahamannya, mudah-mudahan bisa menggeliat lagi. Yang terpenting kita kendalikan dulu sambil kita analisis tren COVID-nya Minggu depan," jelas Bima.
"Yang penting mereka (pengelola sektor perekonomian) bisa menerima, bisa memahami (pemberlakuan ganjil genap). Daripada lockdown, kita nggak mungkin lockdown, atau belum mungkin. Saat ini belum dipilih lockdown, yang kita pilih strategi ini (ganjil genap), jalan tengahnya," ucap Bima.