Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily berbicara mengenai penanganan bencana gempa bumi di Sulawesi Barat (Sulbar) bagi kelompok rentan. Ace menyebut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) perlu menaruh perhatian khusus untuk memprioritaskan kelompok rentan saat terjadi bencana alam.
Hal tersebut disampaikan Ace dalam diskusi virtual bertajuk 'Bangkit dari Bencana: Nasib Perempuan dan Anak Pasca Bencana di Tengah Pandemi', Sabtu (6/2/2021). Ace awalnya menyebut Kementerian Sosial (Kemensos) dan BNPB sedang berjibaku menangani bencana alam yang saat ini terjadi di Indonesia.
"Situasi saat ini di Kemensos dan BNPB sangat hectic. Di Merapi pun ada bangunan khusus untuk hewan untuk menjaga hewan ternak mereka, agar hewan ternak mereka tidak turut terkena bencana tersebut," kata Ace.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ace kemudian berbicara mengenai revisi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang keterlibatan BNPB dan BPBD terkait untuk memantau korban bencana alam. Dalam UU tersebut disebutkan kelompok rentan yang meliputi lansia hingga anak-anak harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah.
"Kami beberapa kali sampaikan dalam revisi undang-undang yang baru, yaitu Nomor 17 Tahun 2007 memang akan lebih kami persingkat lagi. Ini masih tetap ada keterlibatan dari BNPB agar tetap memantau para korban. Ini perlu kolaborasi bersama dari BPBD sampai aparatur terbawah sekalipun. Salah satu hal yang sesungguhnya dalam undang-undang bencana. Kalau proses penanganan bencana, harus memprioritaskan kelompok rentan, antara lain bayi, balita, anak-anak, ibu sedang menyusui, disabillitas, dan lansia," ujarnya.
Atas dasar itulah, Ace meminta pemerintah memilah mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu saat terjadi bencana alam. Politikus Golkar ini juga menyebut korban bencana alam berhak mendapat santunan dari pemerintah untuk tetap dapat menyambung hidup.
"Itulah yang harus diprioritaskan dan harus dapat melayani dengan baik. Masyarakat berhak mendapatkan santunan berupa jaminan hidup, termasuk kebutuhan infrastruktur, pemulihan, rehabilitasi, dan lainnya. Itu merupakan kewajiban pemerintah untuk memenuhi hal itu," tuturnya,
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) M Syafii Nasution mengatakan pihaknya telah menyiapkan tenda-tenda khusus untuk perempuan dan anak-anak saat terjadi bencana alam. Syafii menyebut tenda itu diberi sekat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Kami dengan BNPB berupaya membuat sentralisasi untuk para pengungsi. Dari Kemensos sendiri membuat tenda-tenda yang sudah disiapkan khusus untuk anak dan perempuan yang sudah diberi sekat-sekat agar tetap patuh dalam pelaksanaan protokol kesehatan," ungkapnya.
Tonton juga Video: Korban Gempa Mamuju Pilih Bertahan di Pengungsian, Ini Alasannya