Sebuah akun media sosial mengunggah foto seorang pemuda dengan kaki dan tangan terikat. Pemuda itu dalam posisi tengkurap, mengenakan kaus dan celana pendek hitam di pinggir sebuah perahu karet.
Perahu karet itu tampak berada di perairan. Di sekeliling pemuda itu, ada orang-orang berbaju merah dengan topi safari.
"LUAR BIASA!!! Dengan tangan dan kaki terikat, siswa Diktaifib lakukan renang laut." tulis admin akun tersebut, seperti dilihat detikcom, Kamis (4/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diktaifib adalah singkatan dari Pendidikan Intai Amfibi. Pasukan Intai Amfibi (Taifib) sendiri merupakan salah satu pasukan khusus TNI AL, selain Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Detasemen Jala Mangkara (Denjaka).
"Kalau pasukan khusus Angkatan Laut itu pasti menguasai trimedia, darat-laut-udara. Latihan (berenang dengan tangan dan kaki terikat) pertamanya di kolam, diikat, kemudian lepas," kata Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) AL, Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, kepada detikcom.
Julius menerangkan, berenang dengan tangan dan kaki terikat adalah satu dari banyak jenis latihan ekstrem pasukan khusus TNI AL. Julius menerangkan, para siswa didik pasukan khusus TNI AL juga dilatih dengan berendam di lumpur laut, merayap sambil ditembaki dengan senjata api, hingga menaklukkan gelombang air laut yang besar.
"(Latihan ekstrem lainnya) berendam di lumpur laut lebih dari semalam. Bisa terbayang tidak kalau berendam di lumpur laut, hanya kepalanya yang kelihatan berjam-jam. Kalau sambil merayap di lumpur kemudian ditembaki itu sudah biasa," terang Julius.
"Kalau di laut, ombak besar terus kemudian diterjunkan dari helikopter, jatuh di air kan, terus bagaimana dia bisa melawan gelombang agar cepat masuk ke kapal. Ekstrem, sangat ekstrem! Jadi lawannya selain alam, juga ancaman misalnya ikan hiu. Kalau di rawa-rawa lawannya buaya," sambung Julius.
Simak juga video 'Latihan Garda Nasional Jelang Pelantikan Joe Biden':
Julius menjelaskan, latihan ekstrem itu sengaja dilakukan untuk membentuk karakter seorang prajurit pasukan khusus TNI AL. Prajurit pasukan khusus akan menjalani latihan-latihan ekstrem ini kurang-lebih satu tahun.
"Itu semua dilakukan untuk membentuk karakter, fisik. Dalam keadaan terjepit, sulit, dia harus berpikir untuk escape, berpikir untuk survive, tidak boleh panik, kalau panik selesai," tutur Julius.
"Cukup lama (latihannya), minimal setahun. Latihan itu berkelanjutan. Tahap satu apa, tahap dua apa dan seterusnya," tambah Julius.
Terakhir, Julius menyampaikan pihaknya selalu menyiagakan tim medis dan tim SAR dalam tiap kegiatan latihan ekstrem.
"Dari mulai tim kesehatan, tim evakuasi misal satu orang mengawasi berapa itu semua sudah ada. Misalnya nanti diikat dan dilempar ke laut, kemudian tidak bisa muncul, sudah ada yang mengawasi. Jangan sampai terjadi kecelakaan fatal," tandas Julius.