Rumah pegawai pertanahan di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), dilempari bom molotov. Polsek Woja menduga pelemparan molotov punya keterkaitan dengan pekerjaan korban.
"Dugaan kita mengarah ke bidang pekerjaan dia. Tapi itu belum kita pastikan," kata Kapolsek Woja Iptu Abdul Haris kepada detikcom, Selasa (2/2/2021).
Haris mengatakan korban memang merupakan pegawai di kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Dompu. Namun, berdasarkan pengakuannya kepada polisi, korban tidak memiliki musuh dan masalah dengan siapa pun sebelum kejadian ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia (korban) tidak mengatakan kalau dia itu punya musuh atau masalah dengan orang lain sebelumnya. Tapi, karena dia bekerja di bidang pertanahan, dugaan mengarah ke pekerjaannya. Tapi kan ini hanya dugaan," tuturnya.
Haris mengaku akan mengusut tuntas kasus teror ini dan akan melakukan koordinasi lintas sektor dengan Polres Dompu. Dia mengatakan kasus pelemparan molotov ini akan dilimpahkan ke Polres Dompu.
"Laporannya kami arahkan dan limpahkan ke Polres Dompu karena ini ada keterkaitan teror atau intimidasi dengan menggunakan bom molotov. Sebagai polisi, kami akan bekerja keras untuk mengusut kasus ini," tegasnya.
Diketahui, pelemparan molotov tersebut dilakukan kepada rumah pegawai BPN Dompu, Awaluddin, pada Selasa (2/2) dini hari tadi. Molotov tersebut sempat mengenai dua unit sepeda motor korban, namun tidak sampai membuat terbakar.
Polisi yang melakukan olah TKP menemukan adanya bekas pecahan botol kaca yang diduga sebagai bom molotov.
Pemilik rumah mengatakan pelemparan terjadi setelah dia melakukan salat tahajud. Saat itu dia mendengar adanya ledakan yang disertai suara pecahan kaca.
Beruntung, korban sigap memadamkan api yang saat itu membakar sepeda motor miliknya. Korban kemudian melaporkan kejadian itu kepada pihak kepolisian.
(jbr/jbr)