Tawuran bocah kembali pecah di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Yang lebih parah, tawuran itu terjadi di rel kereta api.
Aksi tawuran ini terjadi berulang kali. Setidaknya dalam sepekan terakhir ini sudah dua kali terjadi tawuran di rel kereta api di Kampung Bahari tersebut.
Polisi mengungkap adanya provokasi dalam aksi tawuran ini. Sang provokator itu kini diselidiki polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita lagi cari penyelidikan siapa provokatornya di situ ya, siapa penggeraknya. Karena itu (pelaku tawuran), masih anak-anak sekali ya. Kita harapkan siapa sih yang provokasi ini lagi kita lidik juga," kata Kapolsek Tanjung Priok Kompol Hadi Suripto saat dihubungi detikcom, Senin (1/2/2021).
Aksi tawuran tersebut terjadi pada Minggu 31 Januari 2021 dan tersebar di media sosial. Menurut Hadi, para pelaku tawuran merupakan anak-anak hingga remaja yang berdomisili di dekat lokasi.
Dipicu saling ejek
Polisi menyebut di lokasi tersebut sering terjadi aksi tawuran. Penyebabnya sepele, gegara saling ejek.
"Ini ejek-ejekan biasa aja, remaja sana. Ejekan sama temennya, pada saling ledek aja," imbuh Hadi.
Meski begitu, polisi menyebut tidak ada korban jiwa atau terluka dari tawuran tersebut. Namun polisi terus melakukan upaya pencegahan dengan mengumpulkan para pengurus RT-RW hingga sesepuh setempat untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.
Simak informasi selengkapnya di halaman selanjutnya
Terjadi setiap sore
Terhitung, kurang dari sepekan sudah dua kali aksi tawuran remaja terjadi di rel kereta api kawasan Muara Bahari, Jakarta Utara. Sebelumnya, pada Senin 25 Januari 2021, tawuran juga terjadi di lokasi yang sama.
Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok AKP Paksi Eka mengakui di lokasi tersebut kerap terjadi tawuran. Meski begitu, menurutnya, aksi tawuran itu tidak sampai menimbulkan korban.
"Itu mah setiap sore begitu terus. Iya, setiap sore," ujar Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok AKP Paksi Eka saat ditemui detikcom, Selasa (26/1).
"Sampai saat ini tidak pernah ada korban. Karena mereka hanya kayak seperti anak-anak kecil yang lari, dorong, mundur," sambung Paksi.
Selain itu, Paksi menyebut tidak ada senjata tajam yang dibawa oleh anak-anak. Mereka hanya membawa senjata berupa kayu dan payung.
"Hanya sebatas kayu. Senjata tajam belum ada. Payung," sebut Paksi.
Meski demikian, Paksi mengaku pihaknya kerap melakukan patroli di lokasi untuk mengantisipasi tawuran. Hanya, para pelaku kucing-kucingan dengan petugas.
"Antisipasi kami tiap sore ada patroli di sana. Selalu ada patroli dipimpin langsung Pak Kapolsek dengan Koramil rutin setiap sore kami ke sana," bebernya.