Elite PDIP: Kudeta Myanmar Berpengaruh terhadap Keamanan-Ekonomi ASEAN

Elite PDIP: Kudeta Myanmar Berpengaruh terhadap Keamanan-Ekonomi ASEAN

Eva Safitri - detikNews
Senin, 01 Feb 2021 15:51 WIB
Buddhist religious and military flags are waved by supporters including Buddhist monks onboard a vehicle Monday, Feb. 1, 2021, in Yangon, Myanmar. Myanmars military has announced it will hold a new election at the end of a one-year state of emergency it declared Monday when it seized control of the country and reportedly detained leader Aung San Suu Kyi.
Ilustrasi situasi di Myanmar setelah militer melakukan kudeta. (AP Photo)
Jakarta -

Situasi Myanmar tengah bergejolak setelah militer melakukan kudeta dan menahan Presiden Myanmar serta tokoh politik terkemuka, Aung San Suu Kyi. Situasi di Myanmar dinilai tak berdampak secara khusus ke Indonesia, namun secara umum akan berpengaruh kepada keamanan dan ekonomi negara di ASEAN.

"Kalau (dampak langsung ke Indonesia) tidak lah, kan sampai sekarang ini belum ada hal-hal yang menyebabkan tidak baiknya hubungan antara Indonesia dengan Myanmar," kata anggota Komisi I Fraksi PDIP, TB Hasanuddin, kepada wartawan, Senin (1/2/2021).

"Terjadinya pergolakan di wilayah negara ASEAN itu sangat berpengaruh terhadap keamanan dan keuangan negara ASEAN," tambah pria yang pernah berkarir di militer dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal (purn) ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cagub Jabar TB Hasanuddin menjalani syuting Blak-blakan D'Candidate detikcom di JakartaTB Hasanuddin (Rachman Haryanto/detikcom)

Hasanuddin mendorong pihak-pihak di Myanmar menahan diri. Dia berharap persoalan yang ada di Myanmar dibawa ke ranah hukum. Diketahui, militer Myanmar melakukan kudeta karena menduga pemilu yang digelar November lalu diwarnai kecurangan.

"Kita berharap masing-masing menahan diri, termasuk militernya, kita dorong ke ranah hukum. Dari kasus seperti ini, sebetulnya siapa pun harus percaya kepada KPU yang sah, sehingga kita berharap diselesaikan melalui proses hukum," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Hasanuddin juga meminta WNI yang berada di Myanmar tidak ikut campur dengan situasi di sana sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Saya kira, pemerintah di sana siapa pun, termasuk militer, saya yakin akan melindungi WNA di sana, termasuk Indonesia, tapi juga kita berharap WNI kita jangan ikut-ikutan, ambilah sikap yang baik dan benar, karena kalau ikut-ikutan khawatir bisa jadi hal-hal yang tidak dikehendaki," tuturnya.

Diketahui bahwa saat ini Myanmar tengah bergejolak usai tokoh politik Aung San Suu Kyi ditahan. Dia dan Presiden Myanmar ditahan setelah beberapa minggu terjadi peningkatan ketegangan antara militer dan pemerintah sipil atas tuduhan kecurangan dalam pemilihan umum pada November 2020.

Seperti dilansir AFP, Senin (1/2), Myo Nyunt, juru bicara Partai Liga Demokrasi Nasional (NLD) yang menaungi Suu Kyi dan kini berkuasa di Myanmar, membenarkan kabar penahanan Suu Kyi oleh militer Myanmar.

Myo Nyunt menuturkan Suu Kyi dan beberapa tokoh senior pemerintahan lainnya ditahan di Ibu Kota Naypyitaw. Salah satu tokoh senior yang ditahan adalah Presiden Myanmar Win Myint.

Dia juga menambahkan, beberapa menteri dari negara bagian besar di Myanmar juga ditahan oleh militer. "Militer tampaknya menguasai ibu kota sekarang," imbuhnya.

Lebih lanjut, Myo Nyunt juga menyatakan bahwa NLD menduga penahanan Suu Kyi dan tokoh senior ini merupakan bagian dari upaya kudeta oleh militer Myanmar.

"Dengan situasi yang kami lihat terjadi sekarang, kami harus berasumsi bahwa militer melakukan kudeta," ujarnya seperti dikutip AFP.

(eva/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads