Ragam Analisis Terkait Dentuman di Lampung dan Fenomena Meteorit

Round-Up

Ragam Analisis Terkait Dentuman di Lampung dan Fenomena Meteorit

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 31 Jan 2021 20:12 WIB
Jakarta -

Penyebab suara dentuman di Lampung hingga kini masih menjadi teka-teki. Ada yang menyebut dentuman tersebut berasal dari pecahan meteor.

Warga Lampung sempat dihebohkan oleh bunyi dentuman. Terkait peristiwa itu, atap rumah warga di Lampung Selatan rusak akibat tertimpa batu meteorit. Peristiwa itu terjadi pada Kamis (28/1) malam.

"Memang ada batu di sana, sampai genteng pecah. Persis seperti di video yang disampaikan warga," kata Kapolres Lampung Tengah AKBP Popon Ardianto Sunggoro saat dihubungi, Jumat (29/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Dari gambar yang beredar, tampak batu tersebut berbentuk memanjang dan memiliki diameter terbesar 15-20 cm. Tampak batu tersebut menghitam di beberapa sisinya.

Meteorit yang jatuh di Lampung (Dok. ITERA) / Versi GIFMeteorit yang jatuh di Lampung (Dok. ITERA) / Versi GIF Foto: Meteorit yang jatuh di Lampung (Dok. ITERA)

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) sepakat dengan analisis Institut Teknologi Sumatera (Itera) yang mengidentifikasi batu yang menimpa atap rumah warga di Desa Astomulyo Dusun 5 Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah adalah meteorit.

Meski hanya mengamati bentuk batu dari video yang beredar, Lapan menyebutkan ciri fisik batu yang terbakar dan terkelupas serta ada lapisan tipis seperti kaca adalah ciri khas meteorit.

"Berdasarkan video yang beredar, walau kurang jelas ada indikasi objek yang ditemukan di Lampung mempunyai bagian yang terbakar dan terkelupas serta ada lapisan tipis seperti kaca. Itu ciri meteorit," ucap Kepala Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin kepada detikcom, Sabtu (30/1/2021).

Meski demikian, Lapan mengatakan kecil kemungkinan jatuhnya meteorit itu terkait dengan suara dentuman yang didengar warga Kabupaten Tanggamus, Lampung Utara, dan Pringsewu, Lampung. Apalagi jarak antara tempat meteorit jatuh dan suara dentuman muncul jauh.

"Namun belum jelas keterkaitan dengan suara dentuman yang sebelumnya dilaporkan media. Dugaan saya itu tidak terkait, kecuali ada info waktu dan lokasinya bisa menjelaskan keterkaitan. (Jarak antara lokasi meteorit dan dentuman jauh, red) ya, itu artinya tidak berhubungan. Lagi pula ukuran meteorit kecil, tidak menimbulkan dentuman akibat gelombang kejut," jelas Thomas.

Thomas menuturkan pengakuan warga yang mendengar suara dentuman sekaligus efek tanah bergetar sulit dikonfirmasi. "Dentuman itu sulit dikonfirmasikan, karena sumbernya bisa saja lokal. Dari kejadian-kejadian sebelumnya, sering kali info waktunya berbeda-beda. Bisa jadi itu kejadian lokal yang berbeda-beda tetapi dirangkai oleh media sosial seolah saling berkait," tutur Thomas.

Ada Kaitan Dentuman dan Meteorit

Peneliti ITERA, Robiatul Muztaba, menjelaskan kaitan penemuan meteorit ini dengan suara dentuman di Lampung.

"Kalau ada dentuman itu ada kaitannya. Kalau dentuman yang di Lampung itu kemungkinan adalah fenomena fireball. Ketika batuan meteor lolos dari atmosfer, nah dengan kecepatan tinggi ke bumi. Dia mengalami pecah," kata Robiatul saat dihubungi, Minggu (31/1/2021).

Suara dentuman tersebut berasal dari batuan meteor yang pecah. Fenomena inilah yang disebut sebagai fireball.

"Nah karena pecah, batuan itu keras, dia mengeluarkan dentuman. Peristiwa pecahnya batuan meteor itu kita sebut fireball," ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa saat ini timnya tengah melakukan uji laboratorium pada sampel meteorit ini. Dia memperkirakan hasil ujinya akan keluar dalam waktu sekitar dua minggu lagi.

"Belum keluar hasilnya. Dua mingguan keluar hasilnya. Kita lagi coba uji lab," imbuhnya.

Namun, tim peneliti ITERA hanya mendapatkan sampel kecil meteoritnya. Sisanya masih berada di warga.

Robiatul mengatakan dia belum mengetahui apakah nantinya meteorit itu akan dibawa ke Lapan atau LIPI. Namun, jika merujuk pada UU No 21 Tahun 2003, meteorit itu bisa menjadi milik pemerintah untuk digunakan sebagai objek penelitian.

"Kalau berdasarkan UU No 21 Tahun 2003 Antariksa segala bentuk barang-barang dari ruang angkasa itu biasanya milik pemerintah. Untuk dijadikan objek penelitian," ungkapnya.

Halaman 2 dari 2
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads