Pemprov DKI (Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota) Jakarta berencana melakukan revitalisasi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Karet Sudirman. Tak perlu menunggu lama, suara tidak setuju langsung menyambutnya.
Revitalisasi JPO Sudirman ini direncanakan untuk mengenang jasa-jasa tenaga kesehatan (nakes) yang gugur dalam penanganan COVID-19. Informasi rencana revitalisasi JPO pertama kali disiarkan Dinas Bina Marga DKI Jakarta lewat akun Facebook resminya, Jumat (29/1) kemarin.
"Kabar baik untuk warga Jakarta, ada rencana revitalisasi JPO Karet Sudirman yang didedikasikan untuk mengenang perjuangan dan pengorbanan tenaga medis dalam menangani pandemi virus Corona (COVID-19)," tulis Dinas Bina Marga DKI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tema JPO Sudirman adalah kapal pinisi, dilengkapi fasilitas jembatan penyeberangan sepeda, serta anjungan pandang Jakarta. Ada pula CCTV di sekitarnya supaya aman bagi orang-orang di lokasi. JPO akan dilengkapi dengan lift dengan kapasitas 3 ribu kg dan dapat mengangkut 8 sepeda sekaligus pengendara.
Kenangan kepada jasa-jasa nakes yang gugur menangani pandemi COVID-19 akan diejawantahkan dalam galeri di JPO.
"JPO ini juga dilengkapi galeri apresiasi pejuang COVID-19 dari tenaga kesehatan selama 2020-2021," kata Bina Marga.
![]() |
Kepala Dinas Bina Marga DKI, Hari Nugroho, menjelaskan anggaran revitalisasi JPO Sudirman akan menggunakan dana Koefisien Lantai Bangunan (KLB), bukan APBD. Selain itu, JPO itu memang sudah perlu direvitalisasi supaya lebih aman bagi penggunanya.
Selanjutnya, komentar anggota DPRD dari Fraksi PDIP:
Ketua Komisi D DPRD DKI dari Fraksi PDIP, Ida Mahmudah menyarakan ketidaksetujuannya. Soalnya rencana revitalisasi JPO itu tidak bisa masuk di akalnya.
"Biar masyarakat yang menilai apakah itu benar atau tidak, tapi menurut saya ini tidak masuk di akal," kata Ketua Komisi D DPRD DKI Ida Mahmudah saat dihubungi wartawan.
Ida menilai, daripada Pemprov DKI merevitalisasi JPO lebih baik uangnya untuk membuat rumah sakit. Soalnya, rumah sakit kini sangat dibutuhkan di masa pandemi COVID-19.
"Mendingan Pemprov kalau mau tuh kondisi sekarang hampir semua rumah sakit kekurangan ruangan, mendingan bikin gebrakannya buat saja rumah sakit darurat misalkan, atau revitalisasi, atau mendadak buat perluasan rumah sakit itu masih masuk di akal," ucap Ida.
Soal apresiasi kepada tenaga kesehatan yang gugur menangani pagebluk virus Corona, bentuknya bisa berupa santunan bantuan pendidikan anak-anak nakes. Santunan konkret itu justru lebih bermanfaat ketimbang berwujud galeri di JPO.
"Ini tidak ada ujung-ujung, tau-tau revitalisasi buat mengenai jasa para tenaga kesehatan, mendingan dikasih penghargaan apa, apakah anaknya yang kemarin dokter-dokter kita yang dari DKI meninggal, anaknya dijamin sampai kuliah, itu kan lebih mendapat apresiasi dan lebih bermanfaat," ujarnya.
Berapa sih anggaran revitalisasi JPO di jalanan kawasan gedung-gedung pencakar langit itu? Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria meminta publik menunggu saja. Dia menilai rencana revitalisasi JPO itu baik.
![]() |
"Kita tunggu saja lah, saya tidak ingin menyampaikan lebih awal, nanti kalau sudah dipublikasikan pada waktunya teman-teman akan tahu pokoknya JPO nya oke, keren, baguslah pokoknya," kata Wagub DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria kepada wartawan di Balai Kota Jakarta.
Politikus Gerindra ini mengatakan JPO tersebut akan ada bagian tertentu untuk mengenang jasa tenaga kesehatan yang gugur akibat terpapar virus Corona. Kemudian, akan ada ruang untuk pesepeda di sekitar area JPO.
"Pokoknya, prinsipnya kita perlu ada JPO di Sudirman, kemudian sekaligus difungsikan JPOnya sekaligus bagi pesepeda. Kemudian juga sekaligus juga di bagian tempat sebagai tempat memperingati ya, pengorbanan, pengabdian daripada tenaga kesehatan yang meninggal karena COVID," tutur Riza.