Kendala Vaksinasi COVID-19 Tahap I: Penerima Tak Datang-Cold Chain Kurang

Kendala Vaksinasi COVID-19 Tahap I: Penerima Tak Datang-Cold Chain Kurang

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 28 Jan 2021 18:22 WIB
Jubir Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Jakarta -

Satgas COVID-19 mengungkap kendala selama program vaksinasi COVID-19 tahap pertama di Indonesia. Salah satunya penerima vaksin tidak datang pada jadwal yang ditentukan.

Juru bicara COVID-19, Wiku Adisasmito, mengungkapkan, prioritas vaksin pertama adalah tenaga kesehatan. Sebab, tenaga kesehatan tiga kali lebih rentan untuk tertular virus Corona.

"Seperti yang kita ketahui saat ini program vaksinasi nasional sedang berjalan dan memprioritaskan kepada tenaga kesehatan terlebih dahulu. Menurut penelitian, bahwa tenaga kesehatan ini memiliki risiko penularan COVID-19 ini sebanyak 3 kali lebih besar daripada orang pada umumnya meskipun di negara dengan penanganan COVID-19 yang baik," kata Wiku dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (28/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wiku kemudian mengungkapkan kendala saat vaksinasi tenaga kesehatan ini. Salah satu kendala adalah tenaga kesehatan tidak datang pada jadwal yang telah ditentukan.

"Saat ini spesifik terkait vaksinasi kepada tenaga kesehatan didapati adanya kendala di mana tenaga kesehatan tidak datang untuk menerima vaksin pada jadwal yang ditetapkan. Saya imbau kepada rekan-rekan tenaga kesehatan untuk bisa menerima vaksin sesuai dengan waktu yang dijadwalkan, mengingat vaksin ini diberikan untuk mencegah potensi penularan juga sebagai bentuk pelindungan diri dan rekan-rekan sekalian," tutur Wiku.

ADVERTISEMENT

Berikutnya, ketersediaan tempat penyimpangan vaksin atau cold chain yang tidak mencukupi. Kendala ini kata Wiku akan segera ditangani oleh Kementerian Kesehatan.

"Kendala kedua yang ditemukan adalah kapasitas cold chain di beberapa daerah tidak mencukupi dalam penyimpanan vaksin karena terdapat beberapa non-COVID-19 yang terhambat pelayanannya selama masa pandemi ini. Untuk kendala ini, Kementerian Kesehatan sedang memperbaiki sinkronisasi data logistik vaksinasi agar dapat terdistribusikan dengan baik," tutur dia.

Herd Immunity bukan dari Penularan, tapi Vaksinasi

Wiku mengatakan, untuk mencapai kekebalan komunitas (herd immunity), diperlukan vaksinasi bukan dengan membiarkan terjadinya penularan. Herd immunity, kata Wiku, adalah kondisi ketika sebagai besar populasi kebal dari penyakit menular.

"Sebagai salah satu metode mengatasi pandemi vaksinasi adalah upaya yang harus terus dikuatkan demi mencapai tujuan utama kita, yaitu herd community atau kekebalan komunitas. Kekebalan komunitas adalah kondisi di mana sebagai besar populasi imun atau kebal dari penyakit menular. Kondisi ini memberikan perlindungan secara tidak langsung kepada yang tidak imun melalui vaksinasi maupun imunitas yang berkembang dari infeksi yang dialami sebelumnya," kata dia.

Mengutip dari WHO, Wiku mengatakan kekebalan komunitas harus dicapai melalui vaksinasi, bukan membiarkan warga tertular begitu saja. Herd immunity melalui penularan sangat berisiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat.

"Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa kekebalan komunitas seharusnya dicapai melalui vaksinasi, bukan dengan membiarkan penyakit menyebar secara tidak terkendali pada populasi pada masyarakat. Penularan tanpa kendali dapat menyebabkan kematian dan kasus yang sebetulnya dapat dicegah. Ingat angka kematian bukan sekedar angka abstrak di balik setiap angka kematian tersebut terdapat jiwa yang sangat berharga dan bisa jadi mereka adalah orang yang kita sayangi. Oleh karenanya kita tidak bisa mentoleransi cara ini," tuturnya.

Butuh upaya bersama dalam mencapai herd immunity ini. Wiku mengajak masyarakat untuk mendukung program vaksinasi dan tetap menjaga protokol kesehatan.

"Oleh karena itu, sudah sangat jelas bahwa penentuan tercapainya kekebalan komunitas ada di tangan kita kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan pencapaian kekebalan komunitas," katanya.

Halaman 2 dari 2
(lir/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads