Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, mengatakan terjadi penurunan jumlah daerah yang berada di wilayah risiko tinggi Corona. Namun dia mengungkap terjadi penumpukan di zona oranye atau zona risiko sedang.
"Per 24 Januari 2021, walaupun jumlah kabupaten/kota di zona tinggi mengalami penurunan pada minggu ini, dari 108 kabupaten/kota menjadi 92 kabupaten/kota, namun berpindah ke zona oranye, bukan zona kuning," kata Wiku dalam jumpa pers daring yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (28/1/2021).
"Hal ini ditandai peningkatan jumlah kabupaten/kota di zona sedang dari 347 kabupaten/kota menjadi 363 kabupaten/kota. Hal ini tidak dibarengi dari zona oranye ke zona kuning atau hijau sehingga terjadi penumpukan di zona oranye," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satgas Penanganan COVID-19 meminta pemerintah daerah tidak kendur dalam menegakkan protokol kesehatan di masyarakat. Sebab, jika penegakan prokes tidak ketat, daerah di zona oranye bisa masuk ke dalam zona merah.
"Hal ini sangat disayangkan, mengingat jika kabupaten/kota di zona risiko sedang ini terus lengah, maka semakin tinggi kemungkinan untuk masuk ke zona risiko tinggi," kata Wiku.
Dia memaparkan daerah di zona risiko rendah menurun sedikit dari 45 kabupaten/kota menjadi 44 kabupaten/kota. Sementara untuk daerah tak ada kasus baru meningkat tipis dari 10 kabupaten/kota jadi 11 kabupaten/kota. Sedangkan daerah tak terdampak tetap ada 4 kabupaten/kota.
Wiku, yang juga Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19, meminta pemda tetap waspada agar wilayahnya tidak masuk ke zona risiko penularan COVID-19 yang lebih tinggi. Satgas meminta masyarakat diingatkan untuk menaati protokol kesehatan.
"Meski zona merah mengalami penurunan, jangan berpuas diri berada di zona oranye. Segera lakukan penanganan COVID-19 dan tegakkan prokes secara serius dan konsisten untuk menekan kasus COVID-19 ke lebih rendah," ujar dia.
Diketahui, kasus COVID-19 di Indonesia telah menembus 1.037.993 kasus COVID-19. Wiku mengatakan angka ini menjadi gambaran laju penularan COVID-19 di Indonesia yang cukup tinggi.
"Minggu ini resmi tercatat sebanyak satu juta populasi di Indonesia pernah terinfeksi COVID-19 selama 10 bulan berada dalam pandemi. Angka ini tentunya bukanlah angka yang kecil dan mampu menggambarkan laju penularan virus yang cukup tinggi di negara kita ini," ujar Wiku.
Wiku mengingatkan bahwa masih terdapat 166.540 orang yang masih menghadapi penyakit ini. Mereka harus mendapatkan perawatan maksimal untuk mencapai kesembuhan. Kendati demikian, kata Wiku, banyak ketersediaan tempat tidur di rumah sakit (RS) tak sebanding dengan kasus yang ada.
"Realitanya, tempat tidur yang kita miliki 81 ribu di RS rujukan atau hanya setengah dari kasus yang ada. Ditambah jumlah tenaga kesehatan yang ada untuk berikan pelayanan intensif," ungkapnya.