Peternak ayam layer Blitar meminta Kemensos menyerap telur produksinya sebagai bahan pangan non-tunai (BPNT). Kemensos mengatakan ada syarat yang harus dipenuhi, salah satunya harga sembako tidak melebihi harga jual yang ditetapkan.
"Kalau sembako BPNT, selama harga jualnya tidak melebihi harga yang sudah ditetapkan dinas perdagangan kabupaten/kota setempat, kualitasnya bagus, dan harganya sesuai, sehingga KPM (keluarga penerima manfaat) mendapatkan telur yang baik," kata Dirjen Penanganan Fakir Miskin (PFM) Kemensos Asep Sasa Purnama saat dihubungi detikcom, Rabu (27/1/2021).
Tak hanya itu, asep menginginkan para pemasok menjamin kualitas telur yang diberikan kepada KPM di samping harga yang terjangkau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Utamakan untuk kepentingan KPM," tegasnya.
Asep menuturkan BPNT memang bertujuan menghidupkan usaha kecil di samping memberikan bansos kepada masyarakat. Misalnya, para petani bisa menjual hasil panennya di e-Warung ataupun agen yang ditetapkan sebagai penyalur bansos.
"BPNT tersebut diharapkan bisa menggerakkan usaha skala masyarakat kecil. Terkadang KPM punya kegiatan usaha pertanian, nanti hasilnya bisa di jual ke e-Warung atau agen sehingga KPM akan mendapat tambahan pendapatan dan kesempatan berusaha tentunya akan sangat bagus," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, peternak ayam layer atau petelur Blitar berkirim surat kepada Mensos Tri Rismaharini. Surat resmi bernomor 145/KPB/1/2021 ini dikirim oleh Koperasi Putera Blitar (KPB), asosiasi peternak layer di Blitar. Surat telah dikirimkan pada 11 Januari lalu kepada Mensos Tri Rismaharini. Isinya, mereka meminta Mensos kembali mengadakan pembagian bahan pangan non-tunai (BPNT), baik untuk PKH, BST, maupun BLT.
Selain itu, mereka meminta Mensos menyerahkan pengadaan telur kepada Koperasi Putera Blitar karena asosiasi ini menggunakan acuan harga telur berdasarkan Permendag, yakni dengan harga eceran di tingkat peternak Rp 19-21 ribu per kilogram.
"Kami berpikir, cara ini solusi untuk mengatasi harga telur yang terus menurun sejak awal tahun ini. Karena, jika stok telur diserap Kemensos, bisa mengatrol harga di pasar basah atau pasar tradisional," kata Ketua KPB Sukarman kepada detikcom, Rabu (27/1/2021).