Sentilan 'PSBB Setengah-setengah' Saat Makam Corona DKI Terus Nambah

Round-Up

Sentilan 'PSBB Setengah-setengah' Saat Makam Corona DKI Terus Nambah

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Rabu, 27 Jan 2021 20:05 WIB
Pemprov DKI Jakarta kembali membuka lahan baru pemakaman jenazah COVID-19 seluas 3.000 meter persegi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
Pemakaman Corona di TPU Bambu Apus (Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta -

Melonjaknya kebutuhan lahan makam khusus jenazah COVID19 di TPU Bambu Wulung, Jakarta Timur, yang baru dibuka membuat anggota Dewan di Kebon Sirih prihatin. Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketat di Ibu Kota dikritik masih setengah hati.

Awalnya Pemprov DKI Jakarta memutuskan membuka TPU Bambu Wulung, Jakarta Timur, khusus untuk jenazah Corona. Keputusan itu dibuat karena
penuhnya TPU Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.

Kapusdatin Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Ivan Nurcahyo mengatakan TPU Bambu Wulung dibuka untuk pemakaman COVID-19 pada Kamis (21/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, ungkap Ivan, hingga Senin (25/1/2021), tercatat sudah ada 162 jenazah yang dimakamkan di TPU Bambu Wulung.

"Per tanggal 25 pukul 20.00 WIB, itu 162 (jenazah)," ujar Ivan kepada wartawan, Selasa (26/1/2021).

ADVERTISEMENT

Ivan menjelaskan, total di TPU Bambu Wulung tersedia 800 petak makam khusus untuk jenazah COVID-19. Sebanyak 800 petak itu berada di area seluas 3.000 meter persegi.

Ivan menjelaskan TPU Bambu Wulung disediakan khusus untuk jenazah muslim. Sedangkan untuk jenazah nonmuslim dimakamkan di TPU Tegal Alur.

Saat ini Pemprov DKI menyiapkan empat TPU khusus pemakaman COVID-19. Lokasi pertama yang disiapkan ada TPU Srengseng Sawah dan saat ini sudah penuh. Kemudian TPU Bambu Wulung.

TPU lainnya yang disiapkan adalah TPU Tegal Alur, yang berada di Jalan Sahabat, dan TPU Rorotan. Dua lokasi ini masih dalam proses untuk dapat digunakan sebagai tempat pemakaman khusus COVID-19.

Melihat kondisi tersebut, sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta kemudian menyoroti tajam penerapan PSBB ketat di Jakarta.

Mereka mengkritik aturan itu berjalan setengah-setengah sehingga berimbas pada angka penularan dan kematian akibat Corona. Pengawasan terhadap PSBB ketat pun disebut kurang maksimal.

Tak hanya itu, warga Ibu Kota dinilai belum sadar akan bahaya COVID-19 yang terus memakan korban jiwa.

Berikut sentilan 'PSBB Setengah-setengah' saat makam Corona DKI terus nambah:

NasDem Singgung PSBB Setengah-setengah

NasDem menilai kebijakan pembatasan di DKI Jakarta berjalan setengah-setengah sehingga berimbas pada angka penularan dan kematian akibat Corona.

"Pertama pengawasan harus diperketat lagi. Kedua, saya kira kalau kita benar-benar ingin menurunkan lebih signifikan sekali ya, kita balik PSBB yang awal sampai istilahnya kita turunin. Kalau sekarang kan sampai 3.000-an nih, tahun lalu masih 1.000, bagaimana kita sehari itu bisa di bawah 1.000. Nah, ini kita bagaimana kita. Okelah kita berbicara ekonomi, tapi yang paling penting lagi misalnya mau 2 minggu efektif, ya benar-benar 2 minggu itu disiplin. Kalau misalnya setengah longgar, setengah longgar ya seperti ini hasilnya," kata Wakil Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Nova Harivan Paloh saat dihubungi, Selasa (26/1/2021).

Menurut Nova, jika DKI Jakarta ingin menurunkan angka positif COVID-19 dan kematian, PSBB harus benar-benar diterapkan secara disiplin. Baru kemudian dilonggarkan ketika kasus telah melandai.

Nova kemudian menyinggung ramainya jalan raya ketika PSBB ketat diterapkan. Dia menyebut kebijakan 25 persen untuk perkantoran belum efektif.

Dengan demikian, Nova meminta agar kebijakan yang ketat itu benar-benar dilakukan. Selain itu, perlu pengawasan untuk memantau penerapan PSBB ketat.

PKB Minta Warga Sadar Bahaya COVID-19

Bagi Fraksi PKB-PPP DPRD DKI Jakarta, tingkat kematian COVID-19 di Ibu Kota terjadi karena beberapa faktor.

"Memang kalau kita hitung kematian yang ada dengan yang di hari biasa, itu hitungannya berapa, itu tidak beda jauh sampai 20 sampai 30 persen yang meninggal, dari hari biasa kalau tidak ada COVID," kata Ketua Fraksi PKB-PPP DPRD DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas, Selasa (26/1/2021).

"Tidak bisa kita hanya menyalahkan Pemprov kenapa kok banyak yang meninggal. Memang semua rumah sakit hampir penuh, itu tidak bisa hanya semata-mata dari Pemprov, ini semua masyarakat, semua itu harus berperan aktif dengan kesadaran masyarakat," imbuhnya.

Hasbiallah mengatakan harusnya Pemprov memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pandemi Corona. Dia menyebut banyak masyarakat yang tidak jujur dengan kondisi kesehatannya.

Hasbiallah juga meminta agar Pemprov meningkatkan testing Corona. Jika memungkinkan, kata Hasbiallah meminta tes dilakukan tiap-tiap RW.

Hasbiallah mengatakan banyak warga yang tidak mengakui memiliki gejala atau terinfeksi Corona. Namun malah melakukan aktivitas seperti biasa.

PDIP: PSBB Ketat Tak Diawasi Maksimal

PDIP DKI Jakarta menyoroti penerapan PSBB ketat di DKI Jakarta.

"Pengawasan terhadap pelaksanaan PSBB ketat tidak maksimal. Pemprov belum maksimal dalam membangun kesadaran kolektif warga Ibu Kota dalam penerapan protokol kesehatan," kata Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono kepada wartawan, Selasa (26/1/2021).

Gembong mengatakan Pemprov DKI Jakarta belum maksimal melibatkan elemen masyarakat dalam pencegahan COVID-19. Dia berharap hal itu dapat diterapkan.

Demokrat Minta Penggali Kubur Ditambah

Fraksi Demokrat DPRD DKI Jakarta meminta Pemprov DKI memperhatikan ketersediaan makam serta tukang gali kubur.

Penasihat Fraksi Demokrat DPRD DKI Jakarta Misan Samsuri mengaku telah mengunjungi TPU Bambu Wulung. Dia menceritakan aktivitas pemakaman tampak ramai.

"Benarlah kiranya informasi yang saya dapatkan. Ketika sampai di sana, saya menyaksikan antrean mobil ambulans yang berisi peti mati jenazah positif COVID-19 mengular. Satu per satu mereka menunggu para pekerja penggali kubur menyelesaikan tugasnya agar dapat memindahkan peti mati dari ambulans menuju makam. Sungguh memprihatinkan," kata Misan dalam keterangan yang diterima detikcom, Selasa (26/1/2021).

Di lokasi, Misan mengatakan sempat berbincang dengan pihak Sudin Pertamanan dan Hutan Kota sebagai penanggung jawab TPU Bambu Wulung. Dia menerima informasi bahwa saat ini yang dibutuhkan adalah pematangan lahan makam hingga tukang gali kubur.

Misan mengungkapkan angka positif Corona di DKI Jakarta meningkat. Begitu pula dengan jumlah kematian.

Menurut Misan, Pemprov DKI Jakarta harus memaksimalkan tanggung jawab terhadap orang yang meninggal seperti tanggung jawab terhadap orang hidup.

PAN Sebut PSBB Ketat Belum Efektif

PAN DKI Jakarta prihatin dengan TPU khusus COVID19 di TPU Bambu Wulung yang terisi sebanyak 162 dalam lima hari beroperasi. PAN menilai angka kematian akibat COVID-19 ini menunjukkan PSBB ketat di Ibu Kota belum efektif.

"PSBB diperketat ini belum begitu efektif. Terisinya 162 liang lahat di TPU Bambu Wulung sangat memprihatinkan," ungkap Sekretaris Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta Oman Rahman Rakinda kepada wartawan, Selasa (26/1/2021).

Oman meminta agar Satgas COVID-19 terus melakukan edukasi kepada masyarakat. Selain itu, Oman mengingatkan agar Satgas di tingkat RW diaktifkan.

Menurut Oman, harus ada pembatasan yang lebih ketat untuk mencegah penularan Corona di Jakarta. Namun dia memahami bahwa semua kebijakan harus dikoordinasikan dengan pemerintah pusat.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads