Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, meminta Indonesia menjelaskan alasan penyitaan kapal tankernya di perairan Kalimantan. Sebagaimana diketahui, penyitaan tersebut dilakukan oleh Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI.
Kepala Bakamla (Kabakamla) Laksamana Madya (Laksdya) Aan Kurnia kemudian menjelaskan kapal MT Horse asal Iran dan MT Freya asal Panama telah melakukan sederet hal yang tak lazim. Mereka diduga pelanggaran di laut, yakni melanggar aturan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), kemudian melakukan perpindahan BBM atau ship to ship di tengah laut, mematikan automatic identification system (AIS) dan menutup nama kapal.
"Mereka berlayar, lego jangkar terus ship to ship, kapal disandarkan, nggak boleh itu. Dugaan awal kan sudah melanggar, pertama melanggar ALKI, kemudian ship to ship isi bahan bakar di tengah laut, itu kan tidak boleh. Kemudian mematikan AIS, terus menutup nama kapal, itu kan pelanggaran," terang Aan kepada detikcom, Selasa (26/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Isi bensin di laut tidak lazim, ibarat mobil di jalan tol berhenti, malam-malam, nggak nyalain lampu, lalu melakukan itu," imbuh dia.
Aan menuturkan Bakamla masih mendalami motif kapal Iran dan Panama melakukan transfer BBM di perairan Indonesia. Saat ini sebagian anak buah kapal (ABK), lanjut Aan, sedang diperiksa.
"Masih kami proses pendalaman. ABK-nya sebagian kami mintai keterangan, mau pendalaman," ucap Aan.
Simak artikel selengkapnya di halaman berikutnya.