Mantan Wali Kota Padang Fauzi Bahar berbicara tentang aturan jilbab bagi siswi di Padang yang disebutnya sudah ada sejak 15 tahun lalu dan tak pernah jadi polemik. Dia mengatakan ada sejumlah alasan di balik aturan agar siswi di Padang berjilbab ke sekolah.
Fauzi awalnya menjelaskan soal aturan berjilbab ke sekolah itu hanya wajib bagi siswi yang beragama Islam. Sementara itu, siswi nonmuslim tak dipaksa atau diwajibkan berjilbab ke sekolah.
"Kepada masyarakat atau warga Kota Padang yang nonmuslim hanya berupa imbauan, tidak diwajibkan. Saya melihat hanya miskomunikasi wali murid dengan Kepala SMK 2 itu. Pada prinsipnya tidak ada masalah, ada yang berjilbab dan tidak berjilbab bagi nonmuslim," kata Fauzi dalam video yang dilihat detikcom, Selasa (26/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia kemudian berbicara tentang tindakan kriminal kepada remaja perempuan di Padang. Selain itu, dia menyebut penggunaan jilbab oleh siswi di sekolah ditujukan untuk mengurangi terlihatnya perbedaan kelas ekonomi antarmurid.
"Hasil yang kita dapatkan adalah memperdangkal jurang antara si kaya dan si miskin. Tidak semua ayah mampu membelikan anting emas untuk anak gadisnya, kalung emas. Ketika mereka berjilbab, semua tertutup, tidak kelihatan lagi jurang si kaya dan si miskin," tuturnya.
Fauzi menyebut pihaknya juga melakukan evaluasi setelah kebijakan berjilbab ke sekolah bagi para siswi diterapkan. Menurutnya, angka kasus demam berdarah atau DBD menurun karena tak ada lagi tempat untuk nyamuk menggigit.
"Setelah kita menggunakan jilbab itu, angka anak-anak kena DBD menurun drastis karena tidak ada tempat bagi nyamuk menggigit. Ketika dia tidak berjilbab, dia kakinya digigit nyamuk, pahanya, lengannya, lehernya. Ketika semuanya tertutup, nggak ada tempat nyamuk gigit," ucapnya.
Selain itu, dia menyebut suhu udara di Sumbar cukup dingin. Menurutnya, penggunaan jilbab di sekolah bagi para siswi juga ditujukan untuk mengurangi siswi kedinginan.
"Setidaknya mengurangi rasa dingin pada mereka," tuturnya.