S (26), yang diperkosa pria inisial AF (30), dilecehkan sejak 2018 di Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar). Dalam pemerkosaan terakhir, AF dibantu istrinya yang berinisial YN (40).
"Untuk kejadian itu sendiri sudah dimulai dari 2018," kata Kasat Reskrim Polres Bukittingi AKP Chairul Amri Nasution saat dihubungi, Selasa (26/1/2021).
"Dia hanya melakukan pelecehan saja di situ, tidak melakukan pemerkosaan di 2018. Kerap kali dilakukan," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chairul mengatakan tersangka AF dan korban S bekerja di toko yang sama di Bukittinggi. AF mengancam S agar menuruti kemauannya.
"Korban itu terpaksa menuruti dan mengikuti karena diancam, karena korban ini benar-benar orang tidak mampu, orang tuanya buruh kasarlah, orang tuanya diancam mau dibunuh sama tersangka laki-laki ini. Kemudian pada 2019 berlanjut," ujarnya.
Pemerkosaan baru terjadi pada 2020. Korban dua kali diperkosa tersangka AF. Pemerkosaan pertama, tersangka AF sendiri yang membawa korban ke rumah.
"Yang kedua kalinya terakhir itu tanggal 11 Desember 2020, istri tersangka ini menjemput korban, memaksa korban dan mengancam korban untuk ikut ke rumahnya. Istri membuka seluruh baju korban. Istri tersangka ini mengatakan, 'Kau puaskan suami saya'. Sebelum melakukan itu, istri ciuman dulu dengan suaminya. Dan yang membantu beli kondom juga istrinya," ujarnya.
Sementara itu, YN membantu suaminya memperkosa korban karena diancam akan diceraikan, sehingga mengikuti kemauan suaminya.
"Ternyata istrinya diancam oleh suaminya, bila tidak menuruti keinginannya, akan diceraikan. Akhirnya menuruti kemauan suaminya," ujarnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
AF (30) dan YN (40) ditangkap pada Sabtu (23/1). Keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pemerkosaan.
"Pasal yang kita terapkan itu sama (terhadap dua tersangka), 285 ce 289, untuk 285 KUHP itu dia 12 tahun untuk 289 KUHP itu 9 tahun," ujarnya.
Aksi suami istri tersebut terungkap setelah korban melapor ke polisi pada 19 Januari 2021. Korban baru melapor sebulan setelah kejadian pemerkosaan karena mengalami trauma.
"Pada awal laporan tanggal 19 Januari kemarin memang lagi shock dan trauma berat, tidak bercerita, setelah pemeriksaan lanjutan tanggal 21 (Januari) sebelum penangkapan baru terbuka dan cerita semua," ujarnya.