Mulai Terungkap Misteri Suara Ledakan di Buleleng Bali

Round-Up

Mulai Terungkap Misteri Suara Ledakan di Buleleng Bali

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Senin, 25 Jan 2021 21:34 WIB
Dentuman yang terjadi di Buleleng tercatat seismograf BMKG Bali dalam skala magnitudo 1,1 (dok PGR III BMKG Bali)
Dentuman yang terjadi di Buleleng tercatat seismograf BMKG Bali dalam skala magnitudo 1,1. (Foto: dok. PGR III BMKG Bali)
Jakarta -

Misteri suara ledakan di Buleleng, Bali, mulai terpecahkan. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebut asal ledakan itu dari jatuhnya benda antariksa.

Kabar perihal suara ledakan di Buleleng itu awalnya tersebar di grup WhatsApp (WA). Suara ledakan itu disebut-sebut terjadi pada Minggu (24/1/2021) pagi.

Sejumlah pihak terkait pun langsung melakukan penelusuran. Ada dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), polisi, serta TNI setempat bergerak melakukan penelusuran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil penelusuran sementara diungkapkan Kepala BPBD Bali I Made Rentin, yang bekerja sama dengan pihak TNI menjelaskan setidaknya ada dua dugaan yang berkembang di masyarakat.

Dugaan awal yang menyeruak, ledakan tersebut berasal dari meteor yang jatuh. Namun, untuk memastikannya, dugaan tersebut harus dikoordinasikan dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

ADVERTISEMENT

Dugaan lainnya, suara ledakan tersebut akibat gempa bumi. Soal dugaan ini pun juga sudah dimintakan konfirmasi ke pihak BMKG.

Sementara itu, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono meyakini suara ledakan misterius itu bukan akibat aktivitas gempa. Sebab, alat sensor BMKG tidak mencatat aktivitas gempa di Bali.

Selain BMKG, Polres Buleleng mengungkapkan hasil penelusurannya. Berbagai informasi dikumpulkan polisi setidaknya dari dua lokasi.

Kasubag Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya mengaku mendapat informasi ada benda bersinar yang jatuh dari langit. Setelah benda itu terlihat jatuh dari langit, barulah suara ledakan terdengar.

Polres Buleleng juga sudah berkoordinasi dengan BMKG. Berdasarkan hasil koordinasi, BMKG belum bisa memastikan penyebab ledakan tersebut.

Ledakan di Buleleng pun menyisakan teka-teki. Namun, perlahan tapi pasti, tanda tanya besar seputar sumber ledakan akhirnya terungkap.


Lapan Sebut Ada Kemungkinan Benda Jatuh Antariksa

Terbaru, Lapan mengatakan suara ledakan tersebut bisa berasal dari benda alamiah.

Peneliti Madya Lapan, Rhorom Priyatikanto, menjelaskan intensitas getaran sekitar 1,1 magnitudo. Hal tersebut merupakan indikasi kemungkinan jatuhnya benda antariksa.

"Getaran tersebut memiliki intensitas sekitar 1,1 magnitudo. Berdasarkan informasi tersebut, memang ada kemungkinan bahwa kejadian tersebut merupakan kejadian benda jatuh antariksa," kata Rhorom dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/1/2021).

Dia mengatakan sistem pemantauan orbit.sains.lapan.go.id tidak menunjukkan adanya benda artifisial atau sampah antariksa yang diperkirakan melintas rendah atau jatuh di wilayah Indonesia. Menurutnya, hal ini memperbesar kemungkinan bahwa kejadian yang teramati di Buleleng berkaitan dengan benda alamiah.

Rhorom menjelaskan meteor berukuran besar atau dikenal juga sebagai bolide atau fireball bisa jadi masuk ke atmosfer, terbakar, dan jatuh di dekat Buleleng. Dalam prosesnya, meteor tersebut dapat memicu gelombang kejut hingga suara dentuman yang bahkan terdeteksi oleh sensor gempa.

"Sebagian besar meteor terbakar di atmosfer dan bisa jadi ada sebagian kecil yang tersisa dan jatuh ke permukaan Bumi (darat atau laut). Fragmentasi meteor besar juga jamak terjadi ketika meteor tersebut mencapai ketinggian sekitar 100 kilometer di atas permukaan Bumi," ungkapnya.

Selain itu, berdasarkan catatannya, belakangan ini tidak ada aktivitas hujan meteor. Hujan meteor hanya terjadi dalam intensitas amat kecil.

"Belakangan ini, tidak ada aktivitas hujan meteor, kecuali dengan intensitas amat kecil. Namun perlu diketahui bahwa pada tahun 2021 ini, sudah ada sekitar 40 ketampakan meteor besar (fireball) di berbagai belahan Bumi. International Meteor Organization (IMO) menerima dan mencatat laporan akan ketampakan fireball dengan cukup baik. Beberapa kejadian disertai dengan suara dentuman yang terdengar cukup jelas," tuturnya.

Dia juga mengungkap bahwa Minor Planet Center (MPC) yang dikelola oleh International Astronomical Union (IAU) tidak mengumumkan adanya papasan dekat asteroid dengan potensi bahaya.

"Bila memang apa yang terjadi di Buleleng merupakan jatuhnya meteor berukuran besar, objek tersebut tidak berasosiasi dengan asteroid yang terdeteksi dan terkatalogkan sebelumnya," imbuhnya.

Mirip Ledakan di Bone 2009

Kemudian, Rhorom juga membandingkan suara ledakan di Buleleng itu dengan suara yang juga pernah didengar warga Bone pada 2009.

"Pada 8 Oktober 2009, warga Bone mendengar ledakan disertai getaran kaca-kaca rumah mereka. Warga juga melihat jejak asap di langit. Dugaan Lapan bahwa itu meteor besar akhirnya mendapat bukti dari peneliti NASA yang menggunakan data infrasound. Data infrasound mengindikasikan adanya meteor jatuh yang diperkirakan berdiameter 10 meter. Belakangan diketahui juga seismograf BMKG terdekat merekam getaran 1,9 magnitudo," ujarnya.

Menurutnya, kejadian di Bone dengan Buleleng memang ada kemiripan. Meteor menimbulkan gelombang kejut yang seperti suara ledakan.

"Bila dibandingkan dengan kejadian di Bone, ada kemiripan sehingga diduga ledakan di Buleleng juga disebabkan adanya meteor besar yang jatuh. Meteor itu menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai ledakan. Diduga meteor tersebut memiliki ukuran awal beberapa meter, lebih kecil daripada asteroid Bone," lanjutnya.

Halaman 2 dari 3
(aan/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads