Nadiem Anjurkan Daerah 3T Gelar Belajar Tatap Muka, Guru Ungkap Kendala

Nadiem Anjurkan Daerah 3T Gelar Belajar Tatap Muka, Guru Ungkap Kendala

Mochamad Zhacky - detikNews
Jumat, 22 Jan 2021 16:55 WIB
Pemerintah berencana menghimpun anak-anak Indonesia ke dalam satu wadah. Wadah itu bernama Manajemen Talenta Nasional (MTN).
Mendikbud Nadiem Makarim (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta -

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menganjurkan daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terpencil) menggelar kegiatan belajar tatap muka guna mencegah siswa kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar (lost of learning). Seorang guru di Tanah Laut, Kalimantan Selatan (Kalsel), mengungkapkan kendala pembelajaran tatap muka di daerahnya.

"Jadi anjuran dari Kemendikbud adalah, apalagi untuk daerah daerah 3T, untuk daerah-daerah yang sangat sulit untuk bisa melaksanakan PJJ (pembelajaran jarak jauh) itu sebaiknya sekolah tatap muka segera bisa dilakukan, karena memang sangat serius risiko lost of learning yang terjadi bukan hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia," kata Nadiem, dalam webinar yang disiarkan di kanal YouTube FMB9ID_IKP, Jumat (22/1/2021).

Nadiem menjelaskan keputusan membuka sekolah tatap muka atau tidak merupakan kewenangan pemerintah daerah. Namun, pembelajaran tatap muka harus atas persetujuan kepala sekolah dan komite sekolah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadinya untuk bisa mengakselerasi keputusan ini, biar banyak sekali daerah-daerah yang mungkin susah sekali melaksanakan PJJ, kita memberikan hak kembali kepada pemda. Tapi tentunya dengan persetujuan kepala sekolah dan komite sekolah," terang Nadiem.

"Jadi sekarang semua pemda di level kabupaten dan provinsi punya hak untuk membuka tatap muka sekolah, walaupun zonanya di mana pun. Jadi mereka mengambil diskresi mana area-area yang mungkin relatif lebih aman dari sisi COVID-19, tapi juga daerah-daerah yang relatif sangat sulit melaksanakan PJJ," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Tapi ternyata, menggelar kembali sekolah tatap muka tidak semudah membalikkan telapak tangan. Guru dari SMA Negeri 1 Batu Ampar, Tanah Laut, Kalsel, Nurul Mahbubah mengungkapkan kendalanya.

"Sebenarnya kami, apalagi sekolah-sekolah di daerah tadi, seperti bapak sebutkan, daerah 3T yang harapannya, bapak sebutkan tadi, harus tatap muka, tetapi kenyataannya memang tidak memungkinkan, karena pandemi di daerah kami pun masih berdampak luar biasa," ungkap Nurul.

Guru SMA Negeri 1 Batu Ampar, Tanah Laut, Kalsel, Nurul Mahbubah.Guru SMA Negeri 1 Batu Ampar, Tanah Laut, Kalsel, Nurul Mahbubah. (Screenshot kanal YouTube FMB9ID_IKP)

Nurul menyebut sekolah tempatnya mengajar sempat ingin menggelar kembali sekolah tatap muka. Namun batal karena angka positif virus Corona meningkat.

"Apalagi kemarin sempat mau tatap muka, ternyata begitu kita lihat rating-nya ternyata semakin meningkat kembali, banyak-banyak kasus COVID terulang kembali," sebutnya.

Karena itu, Nurul berharap ada solusi baru dari pemerintah. Sebab, sebut dia, guru-guru di sekolah tempatnya mengajar belum bisa mencapai target sebagaimana diatur dalam kurikulum darurat.

"Nah saya harap ada solusi terbaru mungkin selain dari kurikulum darurat yang sudah dikeluarkan, karena kami merasa, target kami ketika kami menerapkan kurikulum darurat itu juga belum bisa tercapai pak," tutur Nurul.

Bagaimana respons Nadiem? Baca di halaman berikutnya.

Nadiem pun merespons apa yang dijelaskan Nurul. Dia memastikan Kemendibud akan mengkaji kembali kebutuhan pendidikan di masa pandemi COVID-19 seperti di saat ini.

"Terima kasih, Bu, untuk masukannya. Akan kami dalami lagi. Jadi Ibu bilang, mungkin kurikulum darurat pun belum sedarurat yang Ibu inginkan. Maksudnya, inginkan malah lebih banyak lagi fleksibilitas," ucap Nadiem.

"Banyak yang bilang kurikulum darurat itu sudah cukup ekstrem kesederhanaannya. Tetapi kalau ibu bilang begitu, saya harus kaji lagi nih bagaimana memberikan para guru-guru mungkin fleksibilitas yang lebih lagi dari itu," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan ada 34.200 sekolah yang sudah menggelar pembelajaran tatap muka di tengah pandemi COVID-19. Sisanya, 186.552 sekolah, masih menggelar belajar dari rumah.

"Dengan adanya riset dan survei dan yang melaksanakan pembelajaran tatap muka, sampai saat ini ada 15 persen atau 34.200 sekolah dari semua satuan pendidikan kita, sedangkan 186.552 sekolah atau 84,5 persen belajar dari rumah," kata Nadiem Makarim dalam rapat bersama Komisi X DPR, Rabu (20/1/2021). Nadiem Makarim hadir secara virtual.

Halaman 2 dari 2
(zak/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads