Jakarta -
Polresta Bandara Soekarno-Hatta menangkap sindikat pemalsu surat swab test. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta agar kasus tersebut diusut tuntas.
"Menhub sangat apresiasi, janganlah terulang lagi. Selidik dan carilah sampai tuntas terhadap hal-hal seperti ini sehingga merugikan, siapa pun akan dirugikan. Dan nantinya siapapun COVID-19 itu akan jangkit kepada yang lain. Apalagi nanti jika membentuk suatu klaster-klaster tadi," ujar Kepala Kantor Otoritas Bandara Udara Wilayah 1 Soekarno-Hatta Mohammad Alwi dalam jumpa pers di Polresta Bandara Soekarno-Hatta, Senin (18/1/2021).
Alwi menyebut pemalsuan surat swab PCR adalah sebuah pidana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga dalam kesempatan yang baik ini mohon disebarluaskan bahwa dari pihak kepolisian mengungkap ada 15 orang ini. Mengingat pemalsuan itu adalah aspek pidana," terangnya.
Lebih lanjut, Alwi mengimbau masyarakat agar tidak perlu cemas menggunakan transportasi udara.
"Sehingga harapan kami dari saya Kemenhub sekaligus mewakili Bapak Menhub sebenarnya jangan takut naik transportasi, khususnya udara. Karena transportasi udara itu sangat aman," imbuh Alwi.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengingatkan pelaku pemalsuan surat bebas COVID-19 lain yang masih beredar agar segera berhenti. Yusri mengatakan kepolisian tidak akan segan melakukan tindakan keras.
"Ini adalah pelaku-pelaku yang tanpa menyadari bahwa apa yang diperbuat ini dampaknya cukup besar kepada masyarakat. Dalam rangka bagaimana kita menekan angka COVID-19 ini, mereka malah mencari keuntungan bahkan membuat suatu klaster baru. Makanya cepat harus kita tuntaskan semuanya," jelas Yusri.
"Pelaku-pelaku lain yang masih beredar di bandara, saya pesankan setop. Kami tidak akan segan-segan untuk melakukan tindakan secara keras kepada mereka," tutur Yusri.
Simak penjelasan Kimia Farma di halaman selanjutnya.
Seperti diketahui, Polresta Bandara Soekarno-Hatta mengungkap modus pemalsuan surat swab test oleh 15 tersangka. Pelaku menggunakan format PDF perusahaan farmasi yang disalahgunakan oknum pegawai yang juga tersangka di kasus ini.
"Yang kedua, aktor intelektualnya adalah saudara U. Dia adalah pegawai fasilitas daripada rapid tes di PT Kimia Farma. Saudara U inilah yang punya PDF mana kira-kira... karena dia orang dalam. Dia tahu mana yang boleh," ujar Yusri.
Surat yang sudah memiliki kop surat klinik kesehatan dalam bentuk PDF ini diedit oleh tersangka. Kemudian, aktor lain berinisial DS akan mengisi data surat swab test sesuai dengan pesanan.
"Contoh misalnya, kop suratnya (perusahaan farmasi) F, ada BF, ada juga N, dan beberapa dokter-dokter lain. Jadi contoh 1 misal ada surat, ini dihapus sama dia. Kemudian diserahkan kepada saudara DS. Nanti DS ini kemudian yang mengetik sesuai pesanan," terangnya.
Kimia Farma Bantah Pelaku Adalah Pegawainya
Kimia Farma membantah jika pelaku U adalah pegawainya. Kimia Farma menyebut U tidak memiliki ikatan hubungan kerja dengan Kimia Farma Diagnostika.
"Kami sampaikan informasi bahwa oknum yang mengaku karyawan PT Kimia Farma Diagnostika yang bertugas di layanan Rapid Test Antigen dan PCR COVID-19 di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, bukan karyawan PT Kimia Farma Diagnostika," ujar Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika Adil Fadilah Bulqini melalui keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (18/1/2021).
Adil menegaskan bahwa pria berinisial U alias B bukan pegawai atau pun mantan karyawan Kimia Farma. U juga tidak memiliki hubungan pekerjaan dengan perusahaan farmasi tersebut.
"Kami menegaskan kembali bahwa yang bersangkutan bukan mantan karyawan dan tidak pernah memiliki hubungan pekerjaan dengan PT Kimia Farma Diagnostika," tegasnya.
Meski demikian, Adil tetap melakukan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh pihak, termasuk Polresta Bandara Soekarno-Hatta. Dirinya berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
"Namun kami dari manajemen PT Kimia Farma Diagnostika melakukan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh pihak, terutama pihak Polresta Bandara Soekarno-Hatta, dalam rangka penelusuran atas sepak terjang para tersangka tersebut, sehingga tidak terjadi kejadian serupa di kemudian hari," sebut Adil.
Adil juga mengapresiasi Polresta Bandara Soekarno-Hatta yang menangkap komplotan pelaku pemalsuan surat swab bebas COVID-19. Ulah para pelaku dianggap merugikan banyak pihak, terutama kepada penumpang.
"Kami juga mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Polres Bandara Soekarno-Hatta atas penangkapan sindikat tersangka pemalsuan dokumen surat hasil PCR test COVID-19 tersebut. Oknum tersebut sangat merugikan banyak pihak, termasuk calon penumpang, dan yang paling membahayakan adalah dapat menyebarkan COVID-19 apabila memang calon penumpang tersebut positif terinfeksi COVID-19," tutur Adil.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini