Sebanyak 120 keluarga korban gempa Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), di wilayah Sese Selatan hingga kini belum menerima bantuan logistik. Akibatnya, para pengungsi kelaparan dan anak-anak mulai mengalami diare akibat hanya mengkonsumsi air sungai.
detikcom pada Senin (18/1/2021) siang tadi mengunjungi posko pengungsian di Sese Selatan. Untuk diketahui, Sese Selatan merupakan sebuah lingkungan di Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Mamuju.
Sese Selatan dapat diakses dengan dua jalan, yakni Jalan Salupangi dan Jalan Tambayako, di mana bantuan logistik kerap habis di sepanjang kedua jalan tersebut dan tak sampai ke Sese Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sini 120 KK. Belum ada bantuan," kata Kepala Lingkungan Sese Selatan Jamil saat ditemui detikcom di Posko Induk Sese Selatan.
Menurut Jamil, gempa bumi yang terjadi pada Jumat (15/1) dini hari membuat dua orang warganya tewas akibat tertimpa reruntuhan rumah. Sejak saat itu, warganya mengungsi di posko pengungsian yang dibuat sendiri oleh warga, namun hingga kini belum tersentuh bantuan logistik satgas bencana.
"Sering kita mengajukan (minta bantuan makanan) tetapi belum terealisasi, mungkin ada kendala," kata Jamil.
Sementara itu, seorang warga bernama Nurnaina (23) mengatakan, dia kerap harus menahan lapar lantaran bantuan logistik terutama beras tak ada. Dia juga mengatakan, daya beli keluarganya menurun drastis lantaran suaminya tak lagi bekerja sejak gempa melanda dan meruntuhkan rumahnya.
"(Bantuan) Tidak ada. (Makanan-makanan) kita sudah berusaha cari, kalau tidak ada mi bantuannya orang tidak makan," kata Nurnaina saat ditemui terpisah.
"Kami ini sangat butuh bantuan, apa mi mau dimakan, suami kami tidak kerja, begini mi suami (nganggur), kan suami ji kerja bukan kita," katanya.
Nurnaina sendiri memiliki dua orang anak, seorang di antaranya merupakan balita berusia 2 tahun lebih. Putranya mengalami diare lantaran kerap mengonsumsi air sungai ditambah buang air juga di sungai.
"Diare kasihan, karena sembarang dia minum, sembarang dia makan, mandi sembarang turun di sungai," kata Nurnaina.
"Tadi malam tidak bisa saya tidur, (anak saya) mau terus BAB, muntah-muntah," katanya lagi.
Seperti terpantau detikcom, tidak ada logistik yang dapat diolah warga di posko tersebut. Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.