Polisi Sebut Banyak Pengungsi Gempa Sulbar Termakan Isu Tsunami

Polisi Sebut Banyak Pengungsi Gempa Sulbar Termakan Isu Tsunami

Idham Khalid - detikNews
Senin, 18 Jan 2021 16:23 WIB
Gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang kawasan Mamuju, Sulbar, pada Jumat (15/2) lalu. Tak sedikit rumah warga yang porak-poranda akibat diguncang gempa.
Gempa Sulbar (Abriawan Abhe/Antara Foto)
Jakarta -

Polisi mengatakan kebanyakan pengungsi gempa Sulawesi Barat (Sulbar) termakan isu soal tsunami. Polisi berharap informasi itu diluruskan agar warga tidak resah.

Karo Ops Polda Sulbar Kombes Helmi menyampaikan hal itu dalam konferensi pers yang disiarkan lewat Channel YouTube BNPB Indonesia, Senin (18/1/2021). Helmi awalnya menyampaikan situasi kamtibmas di Sulbar dipengaruhi dampak gempa pada 14 Januari dan 15 Januari yang lebih besar kekuatannya.

"Dengan adanya kejadian berturut ini kemudian muncul analisa-analisa di televisi atau bahkan juga berkembang hoax-hoax di social media, ini yang sebabkan masyarakat Mamuju-Majene terpengaruh dengan info itu. Ini kemudian yang juga memperlambat normalisasi kehidupan masyarakat di Sulbar," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sampai dengan hari ketiga pada Minggu (17/1), Helmi mengatakan aktivitas perekonomian belum berjalan. Kondisi ini akan menimbulkan persoalan tersendiri karena masyarakat memiliki kebutuhan hidup yang harus dipenuhi setiap hari.

"Kalau sehari dua hari masih bisa bertahan, kalau lebih dari tiga hari tentu akan jadi persoalan," katanya.

ADVERTISEMENT

Karena itu, Helmi mengatakan Kapolda Sulbar telah mengupayakan dan menyampaikan agar pengusaha retail di Sulbar untuk segera kembali memulai aktivitasnya. Hari ini, ada dua minimarket yang sudah beroperasi dengan dijaga 8 personel polisi di tiap minimarket.

"Harapan kami dengan operasional unit-unit toko ini bisa bantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemarin-kemarin ada info ada pencegatan segala macam, mungkin di awal-awal dimaklumi ada desakan kebutuhan hidup di masyarakat, ini kita tak biarkan begitu saja, langkah yang diambil termasuk di posko ini adalah bagaimana distribusi bantuan logistik, kepada mereka yang membutuhkan," ujarnya.

Helmi lalu memberi catatan banyak warga termakan isu. Dia berharap data BMKG bisa disosialisasikan ke masyarakat untuk meluruskan informasi-informasi yang berlebihan dan memperbaiki informasi yang salah guna menepis kekhawatiran berlebihan warga.

"Pengungsi-pengungsi yang ada itu kebanyakan mereka bukan karena kondisi rumah hancur, karena dibayangi khawatir banyak tsunami, gempa kekuatan lebih timbulkan tsunami itu sebetulnya. Jadi terpaksa ngungsi karena kekhawatiran itu," ujarnya.

"Kita harap bisa cepat mengobati dan mengoreksi informasi-informasi yang beredar selama ini. Bahwa ini sudah ada data tadi. Dengan tren seperti apa saya kira cukup bisa menjadi bahan tenangkan warga, jadi tak perlu lagi, seharusnya tidak sebanyak ini. Pengungsi adalah orang-orang yang rumahnya hancur rusak total rusak berat, yang rusak ringan atau masih utuh sebetulnya tak perlu menjadi pengungsi," tuturnya.

Penjelasan soal tren gempa susulan bisa disimak di halaman selanjutnya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan mengatakan hingga hari ini tercatat ada 31 kejadian gempa bumi di Sulawesi Barat (Sulbar). Dia mengatakan tren gempa susulan di Sulbar sudah menurun.

"Trennya sudah jarang sekali. Harapan kami tak berlangsung sama. Ini berbeda dengan di Palu, karena waktu itu percepatan pergerakan (Sesar) Palu Koro dengan Mamuju ini berbeda," kata Lilik dalam jumpa pers online yang disiarkan YouTube BNPB, Senin (18/1/2021).

Dia mengatakan saat ini BMKG juga sudah memasang alat diseminasi informasi sehingga jika kembali terjadi peristiwa gempa bumi, informasi akurat bisa cepat disampaikan kepada masyarakat.

Dia mengatakan dalam kondisi bencana, masyarakat butuh mendapatkan informasi kredibel untuk menghadang berita bohong (hoax) sehingga masyarakat tidak terpengaruh hoax sehingga membuat mereka panik.

"Dalam beberapa hari ke depan, gempa susulan masih akan terjadi. Harapan kami tak ada gempa merusak," katanya.

Transmedia bersama CT ARSA Foundation mengajak siapa pun untuk peduli dan membantu saudara-saudara di Sulawesi Barat. Donasi dapat disalurkan ke rekening yang tertera pada poster.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads