Nurul diwawancara usai memberikan bukti terkait Arneta ke tim DVI Polri. Dia terlihat berjalan menunduk usai keluar dari salah satu ruangan di RS Polri.
Nurl sempat menolak diwawancarai. Namun akhirnya ia bersedia. Mata Nurul terlihat berkaca-kaca saat menceritakan ajakan Arneta berlibur ke Pontianak.
"Sempat sebelum kejadian dia ngajak saya liburan ke Kalimantan, Pontianak, tapi saya nggak mau," ucap Nurul di RS Polri Kramat Jati, Jaktim, Senin (11/1/2021).
Nurul mengaku diajak liburan ke Kalimantan pada Desember 2020. Karena tak ingin ikut, Nurul mengira adiknya batal liburan ke Pontianak.
"Terus kirain saya dia nggak ini (liburan), nggak naik pesawat itu. Jadi saya juga kaget (Arneta menjadi korban)," katanya.
Dia pun datang ke RS Polri untuk memberikan barang-barang adiknya guna proses identifikasi oleh tim DVI. Nurul berharap jenazah adiknya bisa segera teridentifikasi.
"Sudah (beri bukti ke tim DVI), cuma karena kita masih (diperlukan) bukti-bukti yang jelas, yang akurat, baru bisa ini (teridentifikasi)," tandas dia.
Sebelumnya, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah menerima 16 kantong jenazah korban Sriwijaya Air SJ182. Selain itu, tim DVI menerima 3 kantong yang berisi properti.
"Kemudian sampai pukul 09.00 WIB ini juga tim DVI telah menerima 16 kantong jenazah dan juga 3 kantong properti," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono saat jumpa pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (11/1/2021). (sab/zak)