Indonesia diliputi duka musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182. Ketua DPR RI Puan Maharani bersama anggota DPR RI lainnya mendoakan seluruh korban dan keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 tabah menghadapi musibah ini.
Hal itu disampaikan Puan Maharani saat memimpin rapat paripurna membuka masa sidang DPR RI 2020-2021 di kompleks gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Senin (11/1/2021). Rapat paripurna dihadiri 73 anggota secara fisik dan 310 secara virtual.
"DPR RI menyampaikan turut prihatin dan duka yang mendalam atas musibah yang terjadi pada pesawat komersial Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ182 dengan rute Jakarta-Pontianak yang mengalami hilang kontak dengan menara pengawas pada hari Sabtu, tanggal 9 Januari 2021," kata Puan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puan mendoakan agar keluarga korban Sriwijaya Air SJ182 diberi ketabahan dan kesabaran. Puan mengajak semua anggota Dewan mendoakan korban dan keluarganya.
"Semoga seluruh korban segera dapat ditemukan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran untuk itu marilah kita berdoa sesuai agama dan keyakinan kita masing-masing... berdoa, dimulai," ujar Puan.
Puan kemudian menyampaikan pidato pembukaan masa sidang DPR RI. Puan kembali menyinggung dan mendoakan korban Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di Kepulauan Seribu.
"Pimpinan DPR dan segenap anggota DPR juga menyampaikan dukacita yang mendalam atas tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu yang terjadi pada hari Sabtu, tanggal 9 Januari 2021, mari kita sama-sama panjatkan doa bagi seluruh korban dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," imbuhnya.
Sebelumnya, tim Disaster Victim Identification (DVI) polri telah menerima 16 kantong jenazah korban Sriwijaya Air SJ182. Selain itu, tim DVI menerima 3 kantong yang berisi properti.
"Kemudian sampai jam 9 ini juga tim DVI telah menerima 16 kantong jenazah dan juga 3 kantong properti," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono saat jumpa pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (11/1).
Rusdi mengatakan tim postmortem akan melakukan identifikasi terhadap kantong jenazah. Sementara tim antemortem tetap mengumpulkan data yang dibutuhkan dari keluarga korban.
"Tentunya tugas-tugas ke depan dari anggota postmortem akan melaksanakan kegiatan identifikasi terhadap kantong jenazah ini, kemudian juga petugas-petugas dari antemortem akan tetap mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dari keluarga korban," kata dia.
Simak juga video 'Pentingnya Trauma Healing bagi Keluarga Korban Sriwijaya Air':
(rfs/gbr)