Air emoh beranjak dari kawasan Jalan RE Martadinata, Ancol. Untuk melawan banjir tersebut, Ibu Kota memakai karung pasir sebagai senjata. Apakah banjir bisa dienyahkan?
Warga Kampung Bandan, Ancol, Jakarta Utara, menyebut Jalan RE Martadinata hampir setiap hari tergenang. Ada warga bernama Sanuri yang bersaksi bahwa Jl RE Martadinata ini sudah sebulan terendam banjir akibat luapan Kali Ancol di pagi hari, dan surut saat sore. Warga meminta pemerintah segera mencari solusi.
![]() |
Sanuri menyebut beberapa kali terjadi pengecoran dan peninggian pinggir kali. Namun kebijakan itu tidak mengubah keadaan.
"Lagi-lagi cor, lagi-lagi cor, tetap saja namanya air makin tambah tahun makin tinggi gitu airnya," ucapnya kepada detikcom di lokasi, Kamis (7/1).
Kemudian, warga Kebon Sayur, Apon Taspun (49), bercerita banjir bisa sampai ke permukiman. Sebenarnya banjir ini bukan hanya karena hujan, tapi juga karena air laut pasang. Maklum, lautan tak jauh dari sini.
Wakil rakyat turut bersuara. Ada Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta, Syarif, yang meminta agar Dinas Sumber Daya Air (SDA) menyiagakan pompa di lokasi. Seharusnya, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menyiagakan pompa di situ, supaya sewaktu-waktu air bisa disedot keluar dari area warga.
"Karena ini memasuki musim hujan, nanti tambah parah. Makanya pompa mobile harus turun ke sana," ucap Syarif dari Partai Gerindra ini.
Menurut Syarif, untuk benar-benar menghilangkan banjir rob, perlu waktu yang tidak sebentar. Jakarta harus menunggu proyek tanggul National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) selesai.
"NCICD, itu belum selesai, kita baru dapat 11 atau 12 kilometer dari 35 kilometer," ujarnya.
![]() |
Selanjutnya, aksi Dinas SDA DKI Jakarta: